PEMBAHASAN KISI-KISI UKK XI A6
Resensi buku
Resensi jika dari bahasa Latin, revidere
(kata kerja) atau recensie.Artinya “melihat kembali,
menimbang, atau menilai.” Tindakan meresensi mengandung “memberikan
penilaian, mengungkapkan kembali isi pertunjukan, membahas, dan mengkritiknya.”
Resensi berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata kerja
revidere atau recensere. Artinya melihat kembali, menimbang, atau menilai. Arti
yang sama untuk istilah itu dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie,
sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review. Tiga istilah itu
mengacu pada hal yang sama, yakni mengulas buku. Tindakan meresensi dapat
berarti memberikan penilaian, mengungkap kembali isi buku, membahas, atau
mengkritik buku. Dengan pengertian yang cukup luas itu, maksud ditulisnya
resensi buku tentu menginformasikan isi buku kepada masyarakat luas.
Ada beberapa syarat untuk meresensi (membuat resensi) buku
1.
Ada data buku, meliputi nama pengarang, penerbit, tahun terbit, dan tebal buku.
2.
Pendahuluannya berisi perbandingan dengan karya sebelumnya, biografi
pengarang,
atau
hal yang berhubungan dengan tema atau isi
3.
Ada ulasan singkat terhadap buku tersebut.
4.
Harus bermanfaat dan kepada siapa manfaat itu ditujukan.
Contoh
Judul: Likeable Social Media
Penulis: Dave Kerpen
Penerbit: Mc Graw Hill
Halaman: 260 halaman
Harga: US $ 20
Media
sosial itu seksi! Demikian sering disebut oleh para marketer. Bagaimana tidak, dengan
media sosial, para marketer dapat menjangkau target yang sangat spesifik dengan
biaya yang relatif lebih murah ketimbang media tradisional seperti televisi.
Persoalannya,
bagaimana seorang marketer harus menyusun strategi agar kampanye
yang dilakukan lewat media sosial dapat memberikan efek
yang positif.
Buku Likeable
Social Media ini memberikan semacam pedoman bagai mereka yang ingin
menggunakan media sosial seperti Facebook ataupun Twitter. Penulis buku ini,
Dave Kerpen, memberikan segudang tips agar sebuah produk mendapat respon yang
baik sehingga dapat memberikan efek viral yang sempurna.
Beberapa
tips yang disampaikan dalam buku ini antara lain dengan memosisikan para dengan
calon pelanggan. Ia harus dapat mengerti kemauan dan keinginan para calon
konsumen.
Artinya,
marketer harus dapat mendengar keinginan pelanggan. It's about listening!
Begitu dikatakan oleh Dave Kerpen. Mendegarkan konsumen dan calon konsumen
menjadi hal yang esensial. Konsumen harus didengarkan, baik pujian
hingga cacian mengenai produk yang kita tawarkan.
Mengapa
demikian? Karena esensi dari media sosial marketing adalah mendengarkan dan
memberikan respon. Tanpa hal ini, sulit bagi marketer untuk meningkatkan brand
enggagemnet konsumen.
Nah, jika
anda adalah peminat social media marketing, liriklah buku ini.
Kalimat Fakta
Kalimat Fakta adalah kalimat yang berisi peristiwa
atau berita yang pasti. Mempunyai data yang valid dan dapat dibuktikan
Ciri-ciri kalimat Fakta
1.Kenyataan
2.Informasi dari kejadian yang sebenarnya.
3. Kalimat fakta adalah kalimat yg mengedepankan fakta nyata dan hasil temuan,
dan sering kali menggunakan kutipan dari berbagai sumber sebagai penguat
argumen,misalnya "berdasarkan tulisan Leonardo Da Vinci...",
"mengutip kata Shakespeare...", "menurut hasil survey yang
dilakukan oleh BSI...",dll.
4. Kalimat fakta itu kejadiannya sudah terjadi dan pasti dan biasanya disertai
dengan waktu kejadian.misalnya seperti "kebakaran yang terjadi di tanah
abang senin kemarin telah memakan 8 orang korban jiwa".
Contoh :
1.
Ny. Imin adalah bagian dari warga miskin yang berjumlah 1.031.600 jiwa dari 4
juta penduduk NTB
2. Gambaran kemiskinan
ini kian lengkap dilihat dari rumahnya yang berukuran 8X4 meter.
3.
“Kalau hujan kami tidur sambil duduk, tidak bisa menggelar tikar karena atap
rumah bocor,” ungkap Ny. Imin.
Tanggapan
terhadap permasalahan
Pendapat
seseorang dalam sebuah diskusi tentu akan mengundang reaksi dari peserta lain.
Reaksi tersebut merupakan komentar/tanggapan yang dapat berupa persetujuan
ataupun penolakan. Komentar maupun tanggapan, baik berupa persetujuan maupun
penolakan seharusnya disertai dengan alasan yang logis. Komentar artinya
pendapat yang berisi uraian atau ulasan tentang suatu masalah. Selain itu,
komentar yang diberikan pun harus mengarah pada perbaikan dan permasalahan yang
diangkat.
Pada saat
menyampaikan sebuah komentar, ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan.
Beberapa hal tersebut antara lain sebagai berikut.
·
Komentar harus mengarah pada
permasalahan yang ada.
·
Sampaikan secara jelas dan tidak
berbelit-belit.
·
Komentar tidak bersifat menjatuhkan atau
menguji seseorang.
·
Komentarilah isi dari makalah tersebut,
bukan mengenai orangnya.
·
Sertakan alasan yang logis dan
mendukung, jika perlu sertakan beberapa kalimat kutipan dari pernyataan penyaji
makalah.
·
Tunjukkan kekurangan dan kelemahan yang
disertai bukti, jika berupa kritikan dan masukan.
·
Komentar harus memiliki nilai manfaat
bagi orang lain.
Persoalan :
Banyak anak di bawah umur lebih suka menyaksikan tayangan sinetron remaja di
televisi, hal ini dikhawatirkan menimbulkan dampak negatif bagi perkembangan
anak.
Tanggapan : Sebaiknya anak-anak di bawah umur
memang harus dibatasi dalam menyaksikan sinetron remaja tersebut, atau paling
tidak ada pendamping dari orang tua. Sebab, seringkali ada beberapa adegan
sinetron yang tidak mendidik dan tidak layak untuk ditonton anak-anak di bawah
umur.
BARIS
1: Nanda Pramitalya J
Andi Alifa
Diendha Amelinda
Muhammad
Saiful I
Nadya Amelia
P
Yunita R
Agnestria FW
Rafika
Ghassani
- Pokok Pikiran dalam Paragraf
Pikiran pokok terdapat dalam kalimat
yang paling umum, dijelaskan oleh kalimat lain, dan kata kuncinya
selalu diulang-ulang. Pokok pikiran adalah suatu hal yang
dibahas atau diungkapkan dalam sebuah bacaan. Pokok pikiran
diungkapkan dengan kata-kata atau frase. Letak pokok pikiran di awal
paragraf disebut (deduktif), di akhir
paragraf disebut (induktif), dan di awal dan di akhir paragraf adalah
(deduktif-induktif).
Contoh Pokok
Pikiran dalam Paragraf:
Banyak yang dapat kita kerjakan untuk membantu sesama
manusia. Jean Henry Dunant, misalnya, untuk membantu korban
peperangan, ia telah memelopori berdirinya Palang Merah Internasional
pada tahun 1963.
Di Indonesia, kita mengenal nama Palang Merah Indonesia (PMI).
PMI berdiri tanggal 17 September 1945. Ketua Pengurus Besar, PMI,
saat itu adalah Drs. Mohammad Hatta. Beliau dibantu oleh Ketua Pengurus
Harian, Dr. Buntaran Martoatmojo.
Tujuan PMI dahulu tidaklah berbeda dengan tujuan Palang
Merah Internasional, yaitu membantu para korban perang tanpa
membedakan suku, bangsa, negara, dan agama. Sekarang, tujuan PMI
berkembang luas. PMI ikut membantu meringankan beban penderita,
seperti korban letusan gunung berapi, korban banjir,
korban kecelakaan, lalu lintas, korban wabah penyakit, dan korban
kebakaran.
Tujuan kemanusiaan seperti itu melibatkan pula para pelajar.
Pelajar sering membeli dan mengedarkan kupon Palang Merah Indonesia
dan mengumpulkan makanan ataupun pakaian. Bahkan, di sekolah
lanjutan, terbentuk pula kelompok Palang Merah Remaja (PMR). Tugas
mereka, antara lain ikut membantu menjaga kesehatan teman-teman di
sekolah. Pelajar yang telah berusia 17 tahun ke atas
dapat menyumbangkan darah atau menjadi donor. Semuanya itu mereka
lakukan dengan ikhlas demi membantu sesama manusia.
Ide pokok bacaan di atas adalah : Tujuan Palang Merah Indonesia.
- Kalimat
Utama dalam Paragraf
Kalimat utama dapat
terletak di awal paragraf, di akhir paragraf, di awal dan akhir paragraf,
atau di awal sampai akhir paragraf.
Ciri kalimat utama :
1. Mengandung permasalahan yang dapat diuraikan lebih lanjut
2. Biasanya berupa kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri
3. Mempunyai arti yang jelas tanpa dihubungkan dengan kalimat lain
4. Dapat dibentuk tanpa kata sambung atau transisi
5. Pada paragraf induktif, kalimat utama sering kali ditandai kata-kata
kunci seperti :
Ø Sebagai
kesimpulan….
Ø Yang
penting….
Ø Jadi, …..
Ø Dengan
demikian…
Contoh Kalimat Utama dalam Paragraf:
(1) Rumah Pak Amat sungguh
memprihatinkan. (2) Dinding rumahnya terbuat dari anyaman bambu yang sudah
usang dan berlubang di sana-sini . (3) Tidak terdapat sekat di bagian dalam
rumah yang hanya berukuran tiga kali empat meter persegi tersebut. (4) Sebuah
dipan bambu yang juga sudah reyot terdapat di salah satu sudut ruangan. (5) Di
sudut yang lain, terlihat beberapa peralatan dapur, seperti kompor,
wajan, piring dan gelas.
Perhatikanlah
kalimat-kalimat yang ada dalam contoh paragraf di atas! Ketika kita membaca
kalimat pertama (1) kita dapat langsung memahami isi kalimat secara utuh.
Sedangkan pada kalimat yang ke-2, hingga kalimat terakhir kita pisahkan dari
paragraf, pasti akan timbul berbagai pertanyaan.
- Ikhtisar dalam sebuah
Paragraf
Rangkuman diartikan sebagai hasil merangkai atau
menyatukan pokok-pokok pembicaraan atau tulisan yang terpencar dalam bentuk
pokok-pokoknya saja.
Langkah-langkah menulis ikhtisar:
Untuk dapat menghasilkan sebuah rangkuman yang baik, seorang
penulis pemula perlu memperhatikan empat hal pokok, yaitu:
· Mampu
membaca dengan baik bacaan yang akan dirangkum
· Mampu
memahami isi secara utuh terhadap bacaan yang akan dirangkum
· Mampu
menemukan ide-ide pokok ataupun kalimat topik dalam bacaan yang akan dirangkum
· Mampu
menyusun kembali ide-ide maupun kalimat topik yang telah ditemukan menjadi
sebuah tulisan utuh
- Kalimat Simpulan Untuk Melengkapi Paragraf
Kalimat Simpulan adalah suatu pernyataan yang
dibuat berdasarkan ide pokok dan kata kunci dari kalimat penjelas dengan
kalimat sendiri.
Contoh Kalimat Simpulan Untuk Melengkapi
Paragraf:
Dengan berolahraga, badan kita menjadi sehat dan
terhindar dari penyakit akibat kegemukan. Pikiran yang telah jenuh menjadi
segar kembali dan bersemangat Bakat dan hobi yang terpendam dapat disalurkan
dan dikembangkan sehingga dapat menciptakan prestasi. Karena waktu luang
dimanfaatkan dengan berolahraga, kita terhindar dari perbuatan yang merugikan.
Karena banyak bergaul, pandangan kita tidak sempit dan sikap kita terpupuk
menjadi toleran dan sportif.
Kalimat kesimpulan yang sesuai dengan isi
paragraf adalah Jadi, berolahragalah dengan teratur dan sebaik-baiknya.
5. Resensi
Buku
-
Berasal
dari bahasa latin revidere yang artinya melihat kembali, meninmbang/menilai
-
Informasi actual tentang buku yang
dimuat di media massa dan majalah
Hal yang harus dicantumkan dalam sebuah resesnsi:
1. Judul buku
2. Penerbit
3. Tahun penerbit
4. Penerjemah
5. Harga buku yg diperlukan
6. Tebal
7. Inti dari buku tersebut
Tujuan
-
Memberikan informasi tentang yg
tampak dan tangkisdalam sebuah buku
-
Mengajak pembaca untuk bias
memikirkan dan menerungkan lebih jauh fenomena yg muncul
6. Langkah-Langkah Meresensi Buku
1. cermati judul
buku dan pengarang
2. lihat kata
pengantar dan daftar isi
3. membaca (jika
perlu diulang ulang)
4. membuat resensi
7. Penulisan Daftar Pustaka
1. Penyusunan urutan daftar
pustaka berdasarkan alfabet yang secara berturut-turut dari atas ke bawah,
tanpa menggunakan angka (1,2,3, dan seterusnya)
2. Dalam penulisan daftar pustaka perlu diperhatikan beberapa hal
berikut ini:
- Menulis nama pengarang (Nama pengarang bagian belakang terlebih
dahulu ditulis, kemudian diikuti dengan nama depan)
- Tulis tahun terbit buku, setelah itu diberi tanda titik (.)
- Tulis tahun terbit buku dengan memberikan garis bawah atau cetak
miring. Setelah judul buku kemudian diberikan tanda titik (.)
- Tulis kota terbit dan nama penerbitnya. Antara kedua bagian
tersebut diberi tanda titik dua (:), kemudian setelah nama penerbit
diberikan tanda titik (.)
Contoh Penulisan Daftar
Pustaka:
Data buku:
Judul : Tata Bhs Indonsia
Penulis : Prof. Dr. Gorys Keraf
Penerbit : Nusa Indah
Tempat : Ende
Tahun : 1993
Penulisan daftar pustaka
yang tepat berdasarkan data tersebut adalah Keraf,
Gorys. 1993. Tata Bahasa Indonesia. Ende : Nusa Indah.
8. Surat Kuasa
Surat kuasa adalah surat yang berisi pelimpahan wewenang dari seseorang
atau pejabat tertentu kepada seseorang atau pejabat lain. Pelimpahan wewenang
dapat mewakili pihak yang memberi wewenang.
Ciri-ciri surat
kuasa :
-Surat berisi pemberian kuasa/wewenang kepada seseorang untuk mengurus sesuatu kepentingan
-Bahasa yang digunakan singkat, lugas, efektif, dan tidak terbelit-belit
Bagian - bagian
surat kuasa :
- Kepala surat
- Nomor surat
- Pemberi kuasa
- Identitas pemberi kuasa
- Penerima kuasa
- Identitas penerima kuasa
- Hal yang dikuasakan
- Waktu pemberian kuasa
- Tanda tangan penerima dan pemberi kuasa
Contoh Surat Kuasa Pengambilan Gaji / Pengambilan Uang
SURAT KUASA
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Deasy Novianti
Tempat/Tgl. Lahir : DKI Jakarta, 1 Januari 1976
Pekerjaan : Pegawai PT. Nusa Dua Jaya
Alamat : Jl. Kapten Pierre Tendean 61, Jogjakarta
Memberikan kuasa pengambilan gaji untuk bulan Agustus 2012 dikarenakan saya
sedang sakit. Oleh karena itu, saya akan memberikan kuasa kepada :
Nama : Rene Inggarjati
Tempat/Tgl. Lahir : Madiun, 13 September 1979
Pekerjaan : Swasta
Alamat: Jl. Raya Solo 1, Jogjakarta
Demikian Surat Kuasa ini kami buat dengan sebenar-benarnya agar dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jogjakarta, 23 Agustus 2012
Penerima Kuasa Pemberi Kuasa
( Rene Inggarjati ) ( Deasy Novianti )
9.
Kata Penghubung Antar Kalimat
Kata penghubung ialah kata yang menghubungkan kata dengan
kata dalam sebuah kalimat atau menghubungkan kalimat dengan kalimat dalam
sebuah paragraf.
Kata penghubung
antarkalimat adalah kata yang menjadi penghubung antara kalimat yang satu
dengan kalimat lainnya dalam satu paragraf. Dengan adanya kata penghubung ini,
kalimat menjadi lebih padu.
Contoh:
·
akan tetapi
·
namun
·
oleh karena itu
·
jadi
·
dengan demikian
·
meskipun begitu
·
lagi pula
Kata penghubung antarkalimat ini penulisannya
didahului tanda koma.
Contoh kalimat:
1. Tidak ada pendekatan
paling pas untuk mengarahkan remaja. Akan tetapi, pendekatan hati
yang dilakukan orang tua bisa mencapai hasil paling baik.
2. Ia telah bekerja
keras. Siang malam ia mencari uang untuk sekolah anaknya. Oleh karena itu,
tidak ada anaknya yang tidak berhasil.
3. Orang itu sangat
sensitif. Ini tidak baik. Segala sesuatu yang berlebihan cenderung negatif. Lagi
pula, sifat sensitif tidak tepat untuknya karena ia seorang lelaki.
10. Kata Penghubung
Kata penghubung ialah kata yang menghubungkan kata dengan
kata dalam sebuah kalimat atau menghubungkan kalimat dengan kalimat dalam
sebuah paragraf.
ª
Kata Penghubung Intrakalimat
Kata penghubung intrakalimat yaitu kata yang menghubungkan
kata dengan kata dalam sebuah kalimat.
Contoh:
Dan tetapi atau sesudah jika
Agar supaya dengan bahwa karena
Contoh kalimat:
1. Semua usaha sudah ia lakukan, tetapi
hasil yang ia dapat belum memuaskan.
2. Ani bukan seorang pecandu masakan
Padang, melainkan pecandu masakan Palembang.
3. Ia sadar bahwa manusia hanya bisa
berusaha.
ª
Kata penghubung korelatif
Yaitu kata penghubung yang menghubungkan dua kata, frase,
atau klausa, yang mengandung kedudukan sama. Contoh:
a. baik… maupun….
b. …tidak…tetapi….
c. …bukan…melainkan….
d. makin…makin….
e. kian…kian….
f. sedemikian rupa
… sehingga….
g. tidak hanya… tetapi
juga….
Contoh kalimat:
1. Baik yang ia katakan maupun yang ia lakukan
telah dimaafkan oleh penguasa.
2. Tanah itu tidak berfungsi bagi orang Dayak,
tetapi bagi orang Madura bila dimanfaatkan
untuk membuat batu bata.
3. Pak
Amin bukan seorang petani, melainkan pemilik lahan.
ª
Kata Penghubung Antarkalimat
Kata penghubung antarkalimat adalah kata yang menjadi
penghubung antara kalimat yang satu dengan kalimat lainnya dalam satu paragraf.
Dengan adanya kata penghubung ini, kalimat menjadi lebih padu.Contoh:
a. akan tetapi
b. namun
c. oleh karena itu
d. jadi
e. dengan demikian
f. meskipun begitu
Kata penghubung antarkalimat ini penulisannya
didahului tanda koma.
11. Kata Klise Dalam Hikayat
Klise menurut bahasa Atau umum :
Kata-kata atau ungkapan yang telah kuno atau usang sehingga tak menyentuh
perasaan lagi pemakaiannya yang berulang-ulang . Biasanya dipakai dalam
lyrik-lyrik lagu yang melow.
Misalnya : Wajahmu seindah bintang. matamu bagaikan sinar mentari di pagi hari.
bibirmu bagaikan bunga mawar yang baru mekar. dan lain-lain.
( tidak sesuai dengan fakta dan keadaan hanya diandai-andaikan saja, supaya
menjadi lebih indah )
Pada hikayat,gaya
bahasa yang digunakan bersifat statis, yaitu biasanya menggunakanungkapan
arkais(klise), seperti syahdan, hatta, alkisah, pada suatu hari, dan lain-lain.
Majas masih biasa digunakan secara baku dan konsisten.
Contoh Kata Klise
Dalam Hikayat:
Hatta terkenanglah
Putri itu akan kebaikan saudagar itu, dengan berlinang-linang air matanya
sambil mengatakan terima kasih. Maka hari pun petanglah, maka datanglah Ishak
dengan kudanya. Setelah malam, bersedialah ia akan berangkat. Maka dinantinya,
lambat Putri Johan Manikam datang, sebab berkata-kata dengan saudagar, maka
Ishak pun mengantuklah matanya lalu tertidur. Seketika lagi hujan rintik-rintik
pun turun, serta gelap gulita, sehingga suatu pun tiada yang kelihatan lagi.
Kata-kata klise
diatas adalah Berlinang-linang air matanya.
12. Bahasa Pralogis dalam hikayat
Hikayat pada umunya bersifat pralogis, yaitu mempunyai
logika tersendiri dan biasanya diluar nalar dan kewajaran. Tidak sama dengan
logika umum, ada juga yang menyebutnya fantasi.
Contoh Bahasa
Pralogis dalam Hikayat:
Maka pada suatu hari baginda pun sedang ramai di hadap oleh
segala raja-raja sekalian, maka Si Miskin itu pun datanglah di hadapan Baginda
itu. Setelah dilihat orang banyak itu akan si Miskin itu datang dua laki istri
dengan rupa kainnya seperti dimamah anjing rupanya, maka orang banyak itu pun
ramailah ia tertawa serta mengambil kayu dan batu, habislah bengkak-bengkak,
ada yang berdarah, segala tubuhnya itu berlumuranlah dengan darah, maka orang
pun gemparlah.
Kalimat yang merupakan bahasa
pralogis terdapat pada Setelah dilihat orang banyak itu akan si Miskin itu
datang dua laki istri dengan rupa kainnya seperti dimamah anjing rupanya.
13. Ciri-Ciri
Istana Sentris dari Sebuah Paragraf
Ciri-ciri Istana sentris adalah isi ceritanya berkisar pada tokoh raja dan
keluarganya.
Contoh hikayat yang mengandung unsur istana sentris :
BUNGA KEMUNING
Dahulu kala, ada seorang raja yang
memiliki sepuluh orang puteri yang cantik-cantik. Sang raja dikenal sebagai
raja yang bijaksana. Tetapi ia terlalu sibuk dengan
kepemimpinannya, karena itu ia tidak mampu untuk mendidik anak-anaknya. Istri sang raja sudah meninggal ketika melahirkan anaknya yang
bungsu, sehingga anak sang raja diasuh oleh inang pengasuh. Puteri-puteri Raja
menjadi manja dan nakal. Mereka hanya suka bermain di
danau. Mereka tak mau belajar dan juga tak mau membantu ayah mereka.
Pertengkaran sering terjadi di antara mereka.
Kesepuluh puteri itu dinamai dengan
nama-nama warna. Puteri Sulung bernama Puteri Jambon. Adik-adiknya dinamai
Puteri Jingga, Puteri Nila, Puteri Hijau, Puteri Kelabu, Puteri Oranye, Puteri
Merah Merona dan Puteri Kuning, Baju yang mereka pun berwarna sama dengan nama
mereka. Dengan begitu, sang raja yang sudah tua dapat mengenali mereka dari
jauh. Meskipun kecantikan mereka hampir sama, si bungsu Puteri Kuning sedikit berbeda, ia tak
terlihat manja dan nakal. Sebaliknya ia selalu riang dan dan tersenyum ramah
kepada siapapun. Ia lebih suka berpergian dengan inang pengasuh daripada dengan
kakak-kakaknya.
Pada suatu hari, raja hendak pergi
jauh. Ia mengumpulkan semua puteri-puterinya. “Aku hendak pergi jauh dan lama.
Oleh-oleh apakah yang kalian inginkan?” tanya raja.
“Aku ingin perhiasan yang mahal,”
kata Puteri Jambon.
“Aku mau kain sutra yang
berkilau-kilau,” kata Puteri Jingga. 9 anak raja meminta hadiah yang
mahal-mahal pada ayahanda mereka. Tetapi lain halnya dengan Puteri Kuning. Ia
berpikir sejenak, lalu memegang lengan ayahnya.
“Ayah, aku hanya ingin ayah kembali
dengan selamat,” katanya. Kakak-kakaknya tertawa dan mencemoohkannya.
“Anakku, sungguh baik perkataanmu. Tentu saja aku akan
kembali dengan selamat dan kubawakan hadiah indah buatmu,” kata sang raja. Tak
lama
kemudian, raja pun pergi.
Selama sang raja pergi, para puteri
semakin nakal dan malas. Mereka sering membentak inang pengasuh dan menyuruh
pelayan agar menuruti mereka. Karena sibuk menuruti permintaan para puteri yang
rewel itu, pelayan tak sempat membersihkan taman istana. Puteri Kuning sangat
sedih melihatnya karena taman adalah tempat kesayangan ayahnya. Tanpa ragu,
Puteri Kuning mengambil sapu dan mulai membersihkan taman itu. Daun-daun kering
dirontokkannya, rumput liar dicabutnya, dan dahan-dahan pohon dipangkasnya hingga rapi. Semula
inang pengasuh melarangnya, namun Puteri Kuning tetap berkeras mengerjakannya.
Kakak-kakak Puteri Kuning yang melihat adiknya menyapu, tertawa keras-keras.
“Lihat tampaknya kita punya pelayan baru,” kata seorang diantaranya.
“Hai pelayan! Masih ada kotoran
nih!” ujar seorang yang lain sambil melemparkan sampah. Taman istana yang sudah
rapi, kembali acak-acakan. Puteri Kuning diam saja dan menyapu sampah-sampah
itu. Kejadian tersebut terjadi berulang-ulang sampai Puteri Kuning kelelahan.
Dalam hati ia bisa merasakan penderitaan para pelayan yang dipaksa mematuhi
berbagai perintah kakak-kakaknya.
“Kalian ini sungguh keterlaluan.
Mestinya ayah tak perlu membawakan apa-apa untuk kalian. Bisanya hanya
mengganggu saja!” Kata Puteri Kuning dengan marah.
“Sudah ah, aku bosan. Kita mandi di
danau saja!” ajak Puteri Nila. Mereka meninggalkan Puteri Kuning seorang diri.
Begitulah yang terjadi setiap hari, sampai ayah mereka pulang. Ketika sang raja
tiba di istana, kesembilan puterinya masih bermain di danau, sementara Puteri
Kuning sedang merangkaibunga di teras istana. Mengetahui hal itu, raja menjadi sangat sedih.
Anakku yang rajin dan baik budi!
Ayahmu tak mampu memberi apa-apa selain kalung batu hijau ini, bukannya warna
kuning kesayanganmu!” kata sang raja. Raja memang sudah mencari-cari kalung
batu kuning di berbagai negeri, namun benda itu tak pernah ditemukannya.
“Sudahlah Ayah, tak mengapa. Batu
hijau pun cantik! Lihat, serasi benar dengan bajuku yang berwarna kuning,” kata
Puteri Kuning dengan lemah lembut.
“Yang penting, ayah sudah kembali.
Akan kubuatkan teh hangat untuk ayah,” ucapnya lagi. Ketika Puteri Kuning
sedang membuat teh, kakak-kakaknya berdatangan. Mereka ribut mencari hadiah dan
saling memamerkannya. Tak ada yang ingat pada Puteri Kuning, apalagi menanyakan
hadiahnya.
Keesokan hari, Puteri Hijau melihat
Puteri Kuning memakai kalung barunya. “Wahai adikku, bagus benar kalungmu!
Seharusnya kalung itu menjadi milikku, karena aku adalah Puteri Hijau!” katanya
dengan perasaan iri.
“Ayah memberikannya padaku, bukan
kepadamu,” sahut Puteri Kuning. Mendengarnya, Puteri Hijau menjadi marah. Ia
segera mencari saudara-saudaranya dan menghasut mereka.
“Kalung itu milikku, namun ia
mengambilnya dari saku ayah. Kita harus mengajarnya berbuat baik!” kata Puteri Hijau. Mereka lalu sepakat
untuk merampas kalung itu. Tak lama kemudian, Puteri Kuning muncul.
Kakak-kakaknya menangkapnya dan memukul kepalanya. Tak disangka, pukulan
tersebut menyebabkan Puteri Kuning meninggal.
“Astaga! Kita harus menguburnya!”
seru Puteri Jingga. Mereka beramai-ramai mengusung Puteri Kuning, lalu
menguburnya di taman istana. Puteri Hijau ikut mengubur kalung batu hijau,
karena ia tak menginginkannya lagi. Sewaktu raja mencari Puteri Kuning, tak ada
yang tahu kemana puteri itu pergi. Kakak-kakaknya pun diam seribu bahasa. Raja
sangat marah. “Hai para pengawal! Cari dan temukanlah Puteri Kuning!”
teriaknya.
Tentu saja tak ada yang bisa
menemukannya. Berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, tak ada yang berhasil
mencarinya. Raja sangat sedih. “Aku ini ayah yang buruk,” katanya.” Biarlah
anak-anakku kukirim ke tempat jauh untuk belajar dan mengasah budi pekerti!”
Maka ia pun mengirimkan puteri-puterinya untuk bersekolah di negeri yang jauh.
Raja sendiri sering termenung-menung di taman istana, sedih memikirkan Puteri
Kuning yang hilang tak berbekas.
Suatu hari, tumbuhlah sebuah tanaman
di atas kubur Puteri Kuning. Sang raja heran melihatnya. “Tanaman apakah ini?
Batangnya bagaikan jubah puteri, daunnya bulat berkilau bagai kalung batu
hijau, bunganya putih kekuningan dan sangat wangi! Tanaman ini mengingatkanku
pada Puteri Kuning. Baiklah, kuberi nama ia Kemuning.!” kata raja dengan
senang. Sejak itulah bunga kemuning mendapatkan namanya. Bahkan, bunga-bunga
kemuning bisa digunakan untuk mengharumkan rambut. Batangnya dipakai untuk
membuat kotak-kotak yang indah, sedangkan kulit kayunya dibuat orang menjadi
bedak. Setelah mati pun, Puteri Kuning masih memberikan kebaikan.
14. Isi
Pasal-Pasal Dalam Surat Perjanjian
Isi pasal dalam surat perjanjian ada 7 pasal,yaitu
Pasal
1 : Harga
Pasal
2 : Cara pembayaran
Pasal
3 : Jaminan
Pasal
4 : Penyerahan kendaraan
Pasal
5 : Status kepemilikan
Pasal
6 : Sanksi
Pasal 7 :
Penyelesaian perselisihan
Contoh
Pasal dalam surat perjanjian :
PASAL
1
HARGA
Para Pihak telah setuju dan sepakat,
bahwa harga kendaraan yang dimaksudkan dalam Perjanjian ini adalah sebesar Rp
_____ (_____ Rupiah).
PASAL 2
CARA PEMBAYARAN
1. PIHAK KEDUA telah menyerahkan uang muka
sebesar Rp _____ (_____ Rupiah) kepada PIHAK PERTAMA yang dengan ini telah
menyatakan telah menerima pembayaran tersebut dari PIHAK KEDUA.
2. Sisa pembayaran dari harga kendaraan
dalam Perjanjian ini akan dilakukan secara tunai pada saat Perjanjian ini
ditandatangani.
PASAL 3
JAMINAN
PIHAK PERTAMA menjamin PIHAK KEDUA bahwa
kendaraan tersebut merupakan milik sah dari PIHAK PERTAMA dan tidak ada orang
atau pihak lain yang turut memilikinya, dan sebelumnya belum pernah dijual,
atau dipindahkan haknya, atau dijaminkan dengan cara bagaimanapun juga kepada
orang atau pihak lain.
PASAL 4
PENYERAHAN KENDARAAN
Penyerahan kendaraan dari PIHAK PERTAMA kepada
PIHAK KEDUA akan dilakukan setelah Perjanjian ini ditandatangani dengan cara
KENDARAAN AKAN DIANTAR PIHAK PERTAMA KE TEMPAT Pihak Kedua selambat-lambatnya
_____ setelah pe-nandatanganan Perjanjian ini.
PASAL 5
STATUS KEPEMILIKAN
Status kepemilikan atas kendaraan tersebut akan
beralih dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA, setelah PIHAK KEDUA melunasi
sisa pembayarannya, dan PIHAK PERTAMA menyerahkan BPKB kendaraan tersebut.
PASAL 6
SANKSI
Apabila PIHAK PERTAMA tidak dapat menyerahkan
kendaraan tersebut pada waktunya seperti yang tersebut pada Pasal 4, sedangkan
hal ini tidak dikarenakan force majeure (hal-hal di luar kekuasaan PIHAK
PERTAMA), maka PIHAK PERTAMA dikenakan denda sebesar Rp _____ (_____ Rupiah)
tiap-tiap hari dengan maksimum Rp _____ (_____Rupiah) dari pembayaran yang
telah diterima PIHAK PERTAMA, kecuali bila keterlambatan ini disebabkan
kelalaian atau kesalahan PIHAK PERTAMA sendiri. Dalam hal mana PIHAK PERTAMA
tidak diwajibkan membayar uang denda.
PASAL 7
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Apabila terjadi perselisihan sehubungan dengan
pelaksanaan Perjanjian ini, maka Para Pihak akan menyelesaikan dengan jalan
musyawarah. Dan, apabila dengan jalan musyawarah tidak tercapai maka Para Pihak
sepakat untuk memilih domisili hukum yang umum dan tetap pada Kantor Panitera
Pengadilan _____ .
Demikian Perjanjian ini dibuat sebagai bukti
yang sah oleh Para Pihak pada hari, tanggal, bulan, dan tahun seperti yang
telah disebutkan pada awal Perjanjian.
15. Watak
Seorang Tokoh Dalam Dialog Drama
Watak seorang tokoh dapat dilukiskan melalui cara-cara
tersamar dengan
melukiskan keadaan, lingkungan, keadaan tubuh, keadaan
batin, tingkah laku, dialog, keadaan tempat tinggal, kamar, dan sebagainya.
Contoh
penggambaran watak :
Ibu Suci
: (berlari menuju kelas, menerobos kerumunan murid-murid yang menonton di
pintu)
Kepala Sekolah : (maju membentak dan menghardik para
penonton) “Minggir!”
Waskito
: (berdiri di muka kelas membelakangi deretan bangkubangku. Tangannya
memegang gunting yang tak terbuka)
Kepala Sekolah : (suaranya menggelegar) “Berikan gunting itu,
Waskito!”
Waskito : (terkejut)
Ibu Suci : (maju tiga-empat langkah merebut gunting dari tangan
Waskito) “Ah, kamu ini ada-ada saja. Dari mana kau dapatkan gunting
ini!” (Langsung berbalik memberikan gunting tersebut kepada Kepala
Sekolah. Kemudian merangkul lengan ke arah pundak Waskito sambil mengajak
keluar kelas)
16. Amanat Dari Kutipan Novel
Amanat merupakan pesan yang terkandung di dalam suatu
cerita.
Contoh Amanat Dari Kutipan Novel:
A kiong kembali merogoh sesuatu di dalam koper dan segera menyerahkan kunir seukuran
ibu jari.Tanpa banyak cingcong,Mahar memotong kunir dan dengan gerakan sangat
cepat tak sempat kuhindariia menggerus kunir itu di keningku,melukis tanda
silang yang besar.Maka,terpampanglah di keningku huruf X berwarna
kuning.Lalu,seperti telah sama-sama paham prosedur berikutnya,tanpa dikomando,A
Kiong mengambil dahan-dahan beluntas dari dalam koper,melemparkannya kepada
Mahar yang menyambutnya dengan tangkas dan langsung menampar-namparkan
daun-daun itu ke sekujur tubuhku.Sementara Mahar mengibas-ngibaskan daun
beluntas dengan beringas,A Kiong serta-merta menyembur-nyemburkan air ke
seluruh tubuhku termasuk wajah melalui alat penyemprot bunga sehingga yang
terjadi adalah sebuah kekacauan.
Amanat dalam kutipan novel berikut adalah Tindakan
seseorang yang berlebihan akan menimbulkan kekacauan.
17.
Tokoh Antagonis Dalam Drama
Antagonis adalah
tokoh tambahan, kebalikan dari tokoh utama, musuh tokoh utama yang biasanya
berwatak keras, jahat atau sesuatu yang kurang bagus.
Contoh Tokoh
Antagonis Dalam Drama:
Kejahatan seorang
bawang merah kepada bawang putih (dalam cerita bawang merah dan bawang putih).
18.
Gerakan Sebelum Dialog Drama
Gerakan sebelum dialog dalam drama yaitu Gerakan
anggota tubuh.
Ada tiga kategori melakukan gerakan:
a) gerakan dilakukan bersamaan dengan pengucapan kata
b) gerakan dilakukan sebelum kata diucapkan
c) gerakan dilakukan sesudah kata diucapkan
Contoh Gerakan Sebelum Dialog Drama:
Melambai, ,mengembangkan jari-jari, mengepal,
menghentakkan kaki, atau gerakan lain seturut dengan luapan emosi.
19. Bahasa
Penutup Proposal
Proposal adalah sebuah tulisan yang dibuat oleh si
penulis yang bertujuan untuk menjabarkan atau menjelaskan sebuah tujuan untuk
si pembaca sehingga mereka memperoleh pemahaman mengenai tujuan tersebut yang
lebih menditeil. Didalam proposal ada bagian penutup proposal.
Contoh Bahasa Penutup Proposal:
Demikian Proposal
Kegiatan Ini Kami Buat Agar menjadi dasar pertimbangan dalam menyetujui dan
mendukung kegiatan ini.
Proposal ini masih jauh
dari sempurna maka kritik dan saran serta masukan yang dapat membantu
menyempurnakan pelaksanaan kegiatan selanjutnya sangat kami harapkan.
Mandirancan, 19
Juni 2012
Ketua OSIS,
Sekretaris
AGIEL RASURYA DHIKA
RISFA
AMANDIRA
NIS.
1778
NIS. 1972
Mengetahui,
Kepala
Sekolah
Guru Pembimbing (Guru Kesenian)
Ir.ANDHIKA PRASETYO,Skom.Mpd IHAT SOLIHAT. Spd.
NIP. 010 185 890
128
NIP. 109 198 675 970
Ketua Panitia,
RUDIATNA PRATAMA
Penjelasan untuk No.20,21,dan 22
-
Sudut Pandang, yaitu cara penulis menempatkan dirinya didalam cerita dan dijadikan
teknik yang dipilih oleh penulis untuk menyampaikan ceritanya.
-
Amanat, yaitu
ajaran moral atau pesan didaktis yang disampaikan pengarang kepada pembaca.
-
Watak atau Penokohan, adalah cara
pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita.
Terbagi dalam 2 teknik yaitu teknik analitik : menuliskan karakter tokoh secara
langsung dan teknik dramatic : Melukiskan karakter tokoh melalui
ucapan,dialog,maupun tindakan.
- Aku sudah mengetahui
wajahnya sejak lama, sejak sekitar 2 tahun lalu Seminggu sekali dia datang
ke salon itu, selalu. Aku kerap tertawa saat teringat kali pertama aku
melihatnya. Lusuh,kusam,dekil,sama sekali tak berwarna. Tapi aku tahu, dia
bak mutiara jatuh dalam kotoran dan ketidakberuntungan. Tinggal
membasuhnya saja sebelum pancarannya kembali. Dan rupanya dia tahu
bagaimana cara memelihara diri. Terbukti tak ada tanda kekusaman yang muncul.
Aih, aku jadi iri (Mimpimu apa?-Ardyan Amroellah)
Dari
kutipan cerpen diatas pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama “aku”
sebagai tokoh bukan utama.
Watak
dari “aku” yaitu Iri hati, sombong
Amanat
: Janganlah menilai terhadap sesuatu berdasarkan fisik luarnya saja
- Laki-laki itu masih muda. Kulitnya matang dan ia masih gagah. Bagi
penduduk kampong, kebijakannya tak diragukan lagi. Kemejanya yang berwarna
abu-abu polos rapi tersetrika telah layu dibubuhi keringat. Ia bertolak
pinggang. Satu tangannya merogoh saku celananya. Penduduk Talang Mamak
memanggilnya Patih Laman.
Dari
kutipan cerita diatas pengarang menggunakan sudut pandang Orang ketiga tunggal.
Watak
dari tokoh Patih Laman yaitu bijaksana.
Amanat
: Kebijakan yang ditunjukan seseorang tentu akan membuat orang-orang
disekitarnya segan dan kagum.
- Pak Balam kemudian terdengar berkata dengan suara seperti orang
mengigau, “Awas harimau itu dikirimoleh Tuhan untuk Menghukum kita yang
berdosa, awas harimau, akuilah dosa-dosa kalian.”
Dari
kutipan cerita diatas pengarang menggunakan sudut pandang orang ketiga.
Watak
dari tokoh Pak Balam suka memberikan nasehat,peringatan.
Amanat
: Hindarilah dirimu dari segala dosa karena Tuhan akan menghukum orang yang
berbuat dosa tersebut.
- Kalimat Fakta
Kalimat yang berisi ada pelaku, tempat kejadian, waktu,
jumlah, bagaimana kejadian, rincian yang jelas, serta tidak bisa dibantah
keraguannya. Dengan kata lain merupakan
kenyataan atau pernyataan yang tidak terbantahkan lagi kebenarannya.
Contoh kalimat fakta adalah :
-Tanggal 8 Oktober akan ada kegiatan ‘Malam
Bina Keakraban.
-Candi Cangkuang Terletak
di Kabupaten Garut
-Terjadinya
Tsunami di Aceh pada tahun 2004 menewaskan banyak korban.
24. Inti Frase
Dalam sebuah frase
endosentris atributif, ada yang dinamakan sebagai inti frase. Unsur inti frase
adalah unsur utama atau pokok, yaitu unsur yang diterangkan (D). Sedangkan
atribut frase adalah unsur yang menerangkan (M).
Contoh:
Gedung sekolah sedang dipugar.
D
M M D
Inti pada frase “gedung
sekolah” adalah “gedung”.
Inti pada frase “sedang
dipugar” adalah “dipugar”.
25. Frase Atributif
Frase atributif (atau frase
endosentris atributif) adalah frase yang terdiri atas unsur inti
(diterangkan/D) dan unsur penjelas (menerangkan/M). Dalam satu frase, hanya
boleh ditemukan satu unsur inti (D), sementara unsur penjelas boleh terdiri
lebih dari satu unsur.
Contoh:
baju baru
D M
sebatang rokok kretek
M
D M
seorang guru
M
D
26. Latar Belakang Karya Tulis
Latar belakang karya tulis
ilmiah merupakan pendahuluan karya tulis dan berisi penjelasan singkat mengenai
kenapa penulis tertarik untuk mengangkat suatu topik ke dalam karya tulis
(umumnya berupa ulasan permasalahan yang terjadi sehingga penulis ingin
mengungkapkan solusinya melalui karya tulis).
Contoh latar belakang karya
tulis:
Sekolah Menengah Pertama (SMP)
sebagai kelanjutan dari Sekolah Dasar memang peranan penting dalam menciptakan
manusia pembangunan yang bertaqwa kepada Allah SWT, dan biasanya mencakup
wilayah yang luas dan kebanyakan berada di pusat-pusat kota, maka akan
menciptakan siswa dari pedesaan sebagai siswanya yang merantau yang tidak bisa
diawasi secara langsung oleh orang tuanya. Di lain pihak siswa yang hidup
bersama orang tuanya di dekat lokasi sekolah menengah pertama tersebut tentu
bisa diawasi oleh orangtuanya. Padahal semua yang merantau atau tidak mempunyai
peluang-peluang yang sama untuk meraih prestasi
yang lebih baik.
Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Negeri 2 Gangga terletak di wilayah Lombok Barat bagian utara, menampung siswa
dari pedesaan, sebagai perantau di samping siswa yang berada yang tinggal
bersama orang tuanya di sekitar lokasi tersebut. Yang tentunya keberhasilan
dari semua sista tersebut sangat dipengaruhi oleh pengawasan dari orang tuanya.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik mengangkat
permasalahan tersebut untuk dilakukan penelitian dengan judul " Pengaruh
Pengawasan Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam di SMPN 2 Gangga Tahun Pelajaran 2007/2008".
27. Setting Cerita
Menurut Abdurrosyid
(2009:04), setting atau latar adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan
yang berkaitan dengan waktu, ruang, suasana, dan situasi terjadinya peristiwa
dalam cerita.
Setting dapat dibedakan ke
dalam tiga unsur pokok:
a. Latar tempat, mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan
dalam sebuah cerita.
b. Latar waktu, berhubungan dengan masalah ‘kapan’ terjadinya
peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah cerita.
c. Latar sosial, mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku
sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Latar
sosial bisa mencakup kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan,
pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap, serta status sosial.
28. Latar Belakang Berdasarkan
Tema Tertentu
Alasan atau latar belakang
mengapa dipilihnya tema tersebut.
Contoh Latar Belakang Berdasarkan Tema Tertentu:
Tema: reboisasi hutan
Kalimat latar belakang yang tepat untuk kalimat
tersebut adalah...
Luas hutan semakin menyusut karena banyak
penebangan
29. Tanggapan Terhadap Permasalahan
Memberikan tanggapan dengan
baik dan benar terhadap suatu masalah.
Contoh Tanggapan Terhadap
Permasalahan:
Pelaksanaan Ujian Nasional tahun
2013 ini, bisa dianggap yang terburuk dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Selain menggunakan barcode dalam soal yang berpasangan dengan jawabannya
sehingga jika mengganti ljk, maka harus mengganti soal juga. Dan banyak soal
yang pendistribusiannya sangat lambat sampai ke beberapa tempat. Hingga banyak
sekolah yang menunda pelaksanaan Ujian Nasional.
Tanggapan terhadap masalah diatas adalah seharusnya pemerintah lebih mempersiapkan lagi segala
teknis untuk pelaksanaan Ujian Nasional sehingga hal seperti itu tidak terjadi.
30. Syarat-Syarat Kalimat Yang
Baik
Kalimat yang baik yaitu kalimat yang dapat mudah
dimengerti dan masuk akal.
(1). Tidak menyimpang dari kaidah bahasa
(2). Logis atau dapat diterima nalar
(3). Jelas dan dapat menyampaikan maksud atau
pesan dengan tepat
No. 1. Pokok pikiran dalam paragraf.
Ide pokok atau pokok pikiran adalah
pernyataan yang menjadi inti pembahasan. Ide pokok terdapat pada kalimat pokok/
utama dalam setiap paragraf. Letak ide pokok biasanya terdapat pada awal atau
akhir paragraf. Tetapi ada juga yang terletak di tengah paragraf bila paragraf
tersebut termasuk paragraf deskripsi. Ciri kalimat pokok antara lain memiliki
makna yang paling umum di antara kalimat-kalimat yang terdapat pada paragraph
tersebut.
Contoh :
Rumah tinggalku sangat menyenangkan.
Kakak dan adik-adikku serta aku merasa tentram bila berada di rumah. Kami bisa
berdiskusi, bercengkerama, bersendagurau dan bermain bersama. Disamping
tempatnya nyaman, jauh dari kebisingan suara mobil, juga penghuninya ramah
tamah.
Ide Pokok / pokok pikiran : Rumah
yang menyenangkan.
no. 2. Kalimat utama dalam paragraf.
Kalimat utama adalah kalimat yang di
dalamnya terdapat ide pokok paragraf. Kalimat utama ini dijelaskan oleh
kalimat-kalimat lain dalam paragraf tersebut, yang disebut dengan kalimat
penjelas. Nama lain untuk kalimat utama adalah kalimat topik. Kalimat penjelas
yaitu kalimat yang menjelaskan kalimat utama.
Contoh:
1. Seseorang
akan diuji dengan apa yang ia memiliki. Ketika ia memiliki ilmu, maka dia akan
diuji dengan ilmu tersebut sejauh mana ilmu itu bermanfaat. Ketika seseorang
mempunyai harta maka dia akan diuji dengan sejauh mana ia mampu
mendistribusikan hartanya kepada orang lain.
2. Menkominfo
Tifatul Sembiring mengancam akan menutup layanan Blackberry di Indonesia bila produsennya,
Research in Motion (RIM), menolak untuk memblokir konten pornografi. ”Kami
sudah memanggil RIM yang sudah bekerja sama dengan enam operator di Indonesia,”
kata Tifatul di Jakarta, Selasa. Ia mengatakan, bila ternyata konten pornografi
Internet masih dapat diakses melalui Blackberry, pihaknya akan dengan tegas
memberikan teguran kepada pabrikan ponsel pintar tersebut. Menteri menyatakan
tidak akan segan-segan menutup layanan Blackberry di Indonesia bila RIM menolak
memblokir pornografi.
Kalimat (1) kalimat
utamanya adalah Seseorang diuji dengan apa yang ia miliki. Ide
pokoknya adalah ujian untuk seseorang (atau bisa
juga ujian untuk seorang manusia). Kalimat (2) kalimat utamanya
adalah Menkominfo Tifatul Sembiring mengancam akan menutup layanan
Blackberry di Indonesia bila produsennya, Research in Motion (RIM), menolak
untuk memblokir konten pornografi. Ide pokoknya adalah ancaman
Menkominfo Tifatul Sembiring.
No. 3. Ikhtisar dari sebuah paragraf.
Ikhtisar adalah intisari dari beberapa
kalimat dalam paragraf atau intisari beberapa paragraf dalam teks bacaan yang
disusun bebas dalam satu bentuk tulisan baru tanpa mengubah isinya.
Contoh :
Bapak dan Ibu Guru, jasamu cukup besar
kepada kami. Kami tidak dapat membalas jasa Bapak/Ibu kepada kami. Kepada
adik-adikku kelas satu dan dua, kakak yakin selama kita bergaul, banyak sekali
kesalahan yang kakak buat. Dalam kesempatan yang baik ini, kakak mohon maaf dan
kalau ada kesalahan adik-adik kepada kakak, kakak telah memaafkannya. Kakak
berpesan kepada kalian, rajin-rajinlah belajar, dengarkan, dan laksanakan apa
yang disampaikan Bapak dan Ibu Guru, serta manfaatkan waktu dengan
sebaik-baiknya. Mudah-mudahan kalian memperoleh hasil belajar yang lebih baik
dari apa yang kami capai saat ini.
Ikhtisar : Perwakilan siswa kelas
tiga menyampaikan terima kasih kepada gurunya. Ia juga berpesan kepada
adik-adik kelasnya agar menjadi siswa yang baik dan meminta maaf atas
kesalahankesalahannya.
No. 4. Kalimat simpulan untuk
melengkapi paragraf.
Kalimat simpulan adalah kalimat yang menunjukan inti dari pembicaraan
sebelumnya, kalimat simpulan berposisi di akhir paragraf.
"Jika anda
yang masuk angin, dapat diobati dengan rimpang kencur. Penderita radang lambung
dapat disembuhkan dengan rimpang kencur. JIka perut mual dan panas dalam, dapat
dihilangkan dengan air rimpang kencur. Bahkan, urat tegang pun dapat
disembuhkan dengan rimpang kencur."
Kalimat
kesimpulan yang sesuai dengan isi paragraf di atas adalah..
a. Pantaslah
banyak pabrik obat yang menggunakan rimpang kencur sebagai bahan bakunya.
b. Rimpang
kencur dapat digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit manusia.
c. Selain untuk
makanan, rimpang kencur dapat digunakan untuk obat yang mujarab
d. Rimpang
kencur termasuk tanaman yang sangat bermanfaat bagi manusia.
e. Tanaman
kencur memberi manfaat yang sangat banyak kepada manusia.
Jawaban: A.
No. 5. Resensi
buku
Resensi buku adalah
ulasan/penilaian/pembicaraan mengenai suatu karya buku.
Hal yang tidak
perlu dibahas dalam resensi buku adalah..
a. Kepengarangan
b. Ikhtisar
buku
c. Kesimpulan
d. Manfaat
e. Latar tempat
dan waktu
Jawaban: E
No. 6.
Langkah-langkah meresensi buku.
Langkah-langkah
meresensi buku adalah tahapan yang diambil dalam kegiatan penilaian suatu buku.
Langkah-langkah
yang tidak perlu dalam penulisan resensi adalah..
a. Mencatat
tahun terbit
b. Mencatat
identitas buku
c. Mendaftar
pokok isi buku
d. Memberikan
komentar sisi buruknya
e. Memberikan
saran
Jawaban: D
No. 7. Penulisan daftar pustaka.
Definisi daftar
pustaka menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daftar yang
mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit, tahun dan tempat terbit yang
ditempatkan pada bagian akhir suatu karangan atau buku dan disusun berdasarkan
abjad.
Contoh:
Judul :
Tata Bahasa Indonesia
Penulis :
Prof. Dr. Gorys Keraf
Penerbit :
Nusa Indah
Tempat :
Ende
Tahun :
1993
Penulisan daftar pustaka yang tepat
berdasarkan data tersebut adalah
Keraf, Gorys. 1993. Tata Bahasa Indonesia. Ende : Nusa Indah
No. 8. Surat kuasa
Surat kuasa adalah
surat yang berisi perlimpahan wewenang dari seseorang kepada orang lain.
perlimpahan wewenang ini dapat mewakili pihak yang memberi wewenang secara
penuh.
Contoh :
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Azhar Lubis
Tempat/Tgl. Lahir : Medan/27 Agustus 1979
Pekerjaan :
Pegawai Negeri Sipil
Alamat :
Perumahan Reni Jaya Blok H/3 No.11 Pamulang, Tangerang, Banten
Memberikan kuasa pengambilan gaji untuk bulan
Mei 2013, dikarenakan saya sedang melaksanakan ibadah umroh. Untuk mengambil
gaji tersebut, saya akan memberikan kuasa kepada :
Nama :
Harry Santosa
Tempat/Tgl. Lahir : Sumedang/14 April 1989
Pekerjaan :
Pegawai Negeri Sipil
Alamat :
Jl. Kemayoran Gempol RT. 1/7. Kel. Kemayoran, Kec. Senen, Jakarta Pusat
Demikian Surat Kuasa ini kami buat dengan
sebenar-benarnya agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta,
30 Apr2013
Penerima Kuasa Pemberi
Kuasa
No. 9. Kata penghubung antar kalimat yang
tepat.
Kata penghubung
antarkalimat adalah kata yang menjadi penghubung antara kalimat yang satu
dengan kalimat lainnya dalam satu paragraf.
Contoh :
A)
Kamu tidak pantas berbicara
seperti itu. Kamu terlalu memperturutkan emosi. Meskipun begitu, kamu masih
bisa meminta maaf kalau berjumpa lagi dengannya.
B)
Ia sudah pergi jauh. Tak ada
niatnya untuk kembali ke kampung halaman. Namun, semua yakin ia tidak akan bisa
melupakan kedua orang tuanya.
No. 10. Kata penghubung untuk melengkapi
paragraf rumpang.
Kata penghubung (konjungsi) antarkalimat
berfungsi menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat lainnya.
contoh : Di
dalam negeri produksi sepatu melimpah di dalam negeri. Namun, Menteri
Perdagangan belum menghentikan impor sepatu dari Cina.
No.
11. Kata klise dalam hikayat.
kata klise hikayat adalah kata-kata atau
ungkapan yang telah kuno atau usang sehingga tak menyentuh perasaan lagi
pemakaiannya yang berulang-ulang .
contoh
: wajah adinda tak ubah nya sebuah bintang.
No.
12. Bahasa pralogis dalam hikayat.
Bahasa
pralogis hikayat adalah bahasa yang dilebih-lebih kan/ berlebihan.
contoh : Dilihatnya ada seekor semut, besarnya
seperti kucing.
No. 13. Ciri istana sentris dari sebuah
hikayat.
-
Terikat kepada kehidupan istana
kerajaan
-
Bahanya klise
-
Anonim atau tidak ada pengarangnya
contoh nya :
Hikayat Raja Lapuk
Yang berceritaq tentang Raja Bawela yang sudah berumur tapi masih tidak
mempunyai istri, membuat raja dan ibu suri cemas, sehingga mereka bernisiatif
untuk mencari permaisuri untuk Bawela melalui sayembara yang disebarkan oleh
Sang Patih.
No. 14. Pasal-pasal tentang perjanjian jual-beli.
Pasal 1
Pihak pertama pada tangga 00/00/2000 telah menjual kepada pihak kedua,
dan pihak kedua telah member dari pihak pertama sebuah barang tahun 2000,
beserta kelengkapan nya, dengan harga sebesar Rp.000.000,000,00. ( ) yang dibayar
pihak kedua secara resmi.
Pasal 2
(1)
Barang tersebut dengan semua
suratnya pada hari, ----/------/---- telah diserahkan oleh pihak pertama kepada
pihak kedua dalam keadaan baik (mulus) sehingga pihak kedua, mulai hari ini,
menjadi pemilik baru dan menguasai sepenuhnya barang yang dibeli itu.
(2)
Sedala keuntungan dan kerugian
serta resiko atas barang tersebut mulai hari ini menjadi hak dan tanggung jawab
pihak kedua.
Pasal 3
Pihak pertama menjamin bahwa barang tersebut sebelumnya benar-benar
milik sendiri. Untuk itu, mengenai mobil tersebut, baik sekarang maupun di
kemudian hari, pihak kedua tidak akan mendapat tuntutan dan/atau gugatan dari
pihak lain yang menyatakan turut mempunyai hak lebih dahulu atas barang
tersebut. Oleh karena itu, pihak kedua dibebaskan oleh pihak pertama dari
segala tuntutan mengenai hal-hal tersebut.
Pasal 4
Untuk penjualan sebesar Rp.00.000.000,00 ( )
tersebut pada hari ini, sebelum penandatanganan surat perjanjian ini, telah
diterima oleh pihak pertama dari pihak kedua. Untuk penerimaan uang itu, surat
perjanjian ini, oleh kedua belah pihak dinyatakan berlaku pula sebagai kuitansi
yang sah.
Pasal 5
(1)
Semua beban pihak sejak hari ini,
bila balik nama mobil tersebut ke nama pihak kedua demikian pula segala biaya
yang dikeluarkan untuk pembuatan perjanjian ini merupakan tanggungan dan harus
dibayar oleh pihak kedua.
(2)
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas
barang ini ditanggung oleh pihak kedua.
Pasal 6
Tentang isi surat perjanjian ini dengan semua akibatnya, para pihak
memilih domisili yang tetap dan umum di kantor panitera Pengadilan Negeri kota
-----.
No. 15. Watak seorang tokoh dalam drama.
Watak
yaitu sifat / penokohan dari suatu tokoh dalam drama. Watak membahas mengenai
karakter dan sifat tokoh dalam drama. Jika dilihat dalam dialog, watak tokoh
bisa dilihat dari pembicaraannya dengan tokoh lain.
Contoh: A =” kamu sangat jahat sekali
menendang pengemis itu”.
B
=” ah, pengemis seperti itu memang pantas dibegitukan”.
A
=” kamu tidak boleh seperti itu”.
B
=”sudahlah kamu tidak usah ikut campur”.
Watak A: perhatian terhadap semua manusia,
baik.
B: jahat, tidak berperi kemanusiaan.
No. 16. Amanat dari novel.
Amanat
yaitu pesan penting berupa nasehat yang terkandung dalam cerita untuk
memberikan suatu pesan / nasehat pada pembaca.
Contoh: jadi, sebagai manusoia kita harus bisa
lebih menghargai kehidupan di dunia salah satunya dengan car kita harus
bersyukur atas pemberian dari tuhan.
No. 17. Tokoh antagonis dalam drama.
Tokoh
antagonis yaitu tokoh jahat dalam sebuah drama atau tokoh penentang tokoh
utama.
Contoh: dalam cerita bawang merah dan bawang
putih. Bawang merah berperan sebagai tokoh antagonis karena jahat dan selalu
berlawanan dengan bawang putih yang baik sebagai tokoh utama.
No. 18. Gerakan sebelum dialog dalam drama.
Gerakan
sebelum berdialog dalam drama biasanya merupakan sebuah jeda. Diperlukan agar
tokoh memunculkan mimik yang sesuai dengan dialog.
Contoh: A;”(cemberut) adik tidak ingin permen,
tapi boneka itu”
No. 19. Bahasa penutup proposal.
Bahasa
penutup proposal bersifat mengajak, memaksa, dan langsung untuk mengajak para
donatur ikut serta dalam sebuah acara.
Contoh: Diharapkan kerjasama untuk saling
ambil bagian dalam berlangsungnya acara ini. Semoga acara yang kita adakan
berjalan lancar atas bantuan donatur sekalian.
No. 20. Sudut pandang.
Contoh:
Pak Balam menutup matanya kembali, dan dia
terbaring demikian letih telah berbicara begitu banyak. Mereka duduk
mengelilinginya dengan pikiran masing-masing. Cerita Pak Balam menimbulkan
kesan yang dahsyat sekali dalam hati mereka. Mereka ingin dapat selamat sampai
ke kampung, meninggalkan hutan dengan harimau maut jauh-jauh di belakang. Akan
tetapi, mengakui dosa-dosa di depan kawan semua.
Sudut pandang pengarang
yang digunakan dalam penggalan tersebut adalah ...
a. orang
ketiga terarah
b.
orang ketiga serba tahu
c. orang
ketiga sebagai sampingan
d. orang
ketiga di luar cerita
e. orang
ketiga sebagai pelaku utama
Jawaban
b:
Sudut pandang dalam kutipan
tersebut disebut sebagai orang ketiga serba tahu, karena
pengarang hanya melaporkan semua tindak tanduk tokoh, yaitu Pak
balam dan mereka.
No. 21. Amanat
Contoh:
“Tidak, tidak, tak boleh engkau ber buat begitu,” seru
Wak Katok, “Apa dosaku, maka aku di siksa serupa ini?”
“Dosa Wak
Katok?” kata Buyung. “Dengarlah, dosa-dosa Wak Katok dahulu kami lakukan,
dosa Wak Katok hendak membunuh kami dan telah membunuh Pak Haji,
kami maafkan, biarkan hakim mengadili Wak Katok di dunia ini, dan Tuhan nanti
di akhirat untuk dosa-dosa itu semuanya. Tetapi, Wak Katok telah menipu orang
banyak. Wak Katok katanya guru dan pemimpin,tetapi Wak Katok telah memberi
pelajaran palsu,mantra palsu, jimat palsu. Dalam hati Wak Katok selama ini
bukan manusia yang bersarang, tetapi harimau yang buas. Kamu hanya hendak
mengumpan harimau dengan harimau. . . .”
(Harimau!. Mochtar
Lubis)
Amanat penggalan novel
tersebut adalah . . . .
A. Harimau harus di umpan dengan harimau.
B. Manusia yang berdosa akan di hukum di akhirat.
C. Jimat dan mantra palsu tidak perlu di takuti.
D. Orang jahat harus diumpamakan harimau.
E. Kebohongan pada akhirnya akan terungkap juga.
JAWABAN:
E
No.
22. Watak.
Contoh:
Bacalah
kutipan novel berikut dengan saksama kemudian kerjakan soal!
(1)
Layang-layang Adi tiba-tiba menukik dari atas menyambar layang-layang Badu. (2)
Akibatnya, ada bagian kertas layang-layang Badu yang robek. (3) Dan... ketika
diadu kembali, layangan Badu pun putus. (4) Badu memandang layang-layangnya
seolah-olah tidak percaya. (5) Perasaan sedih dan malu menjadi satu. (6) Akhirnya
Badu mengakui kekalahannya.
Watak tokoh Badu pada kutipan novel tersebut
adalah ...
A. pemalu C. berjiwa besar
B. sombong D. angkuh
KUNCI JAWABAN : C
No. 23. Kalimat fakta.
Kalimat Fakta
adalah kalimat yang berisi peristiwa atau berita yang pasti. Mempunyai data
yang valid dan dapat dibuktikan.
Contoh: 14 febuari 2012 bazzar SMAN2 BANDUNG di laksanakan di sabuga (sarana
budaya ganesa).
No. 24. Inti frase
Inti
frase adalah unsur utama atau pokok yang diterangkan.
Contoh: gedung sekolah sedang dipagar.
No. 25. Frasa atributif
Frasa atributif yaitu frasa yang salah satu unsurnya
mempunyai perilaku sintaksis yang sama dengan keseluruhannya, dan yang lain itu
menjadi atributnya. Frasa ini berinduk satu.
Frasa atributif yaitu frasa yang pola pembentuknya menggunakan pola DM
atau MD***. contoh : Ibu kandung (DM), tiga ekor (MD).
***Selain pembagian jenis
frase di atas, adapula pembagian jenis frase lain yang didasarkan atas unsur
D-M dan M-D (D = Diterangakn, M = Menerangkan).
1. Frase D-M, contoh: siswa
SMAN 7 (siswa = D, SMAN 7 = M)
2. Frase M-D, contoh: sangat
tinggi (sangat = M, tinggi = D)
Contoh:
- Buku
kamus. Buku adalah induknya dan kamus adalah atributnya.
-
Siswa SMAN 7 (Siswa sebagai inti frase, sedangkan SMAN 7 sebagai pelengkap
frase), mengendarai motor (mengendarai sebagai inti, sedangkan motor sebagai
pelengkap).
Contoh: buku
kamus. Buku adalah induknya dan kamus adalah atributnya.
No. 26. Latar belakang
dalam karya tulis ilmiah.
Biasanya disertai penjelasan
singkat apa yang akan dibahas pada skripsi tersebut, biasanya memberikan
sedikit data atau fakta untuk mendukung suatu skripsi. penulisan dalam hal ini
di tekankan harus jelas agar memudahkan pembaca memahami isi dari latar
belakang skripsi tersebut. Sekali lagi
saya tekankan pilih lah kata-kata
atau kalimat yang bisa merangkum maksud/tujuan/pembahasan skripsi tersebut pada
saat anda menulis latar belakangnya.
A. Latar Belakang.
B. Identifikasi Masalah.
C. Perumusan Masalah.
D. Tujuan Penelitian.
E. Manfaat Penelitian.
F. hipotesis.
G. batasan istilah.
No.
27. Setting dalam cerita/ cerita.
Setting adalah segala keterangan mengenai,
tempat, waktu dan suasana dalam cerita. Latar atau setting cerita dapat dibagi
menjadi tiga, yaitu:
1. latar tempat adalah segala sesuatu yang menjelaskan
tentang tempat terjadinya peristiwa dalam cerita. Latar tempat bisa dirumah,
dikampung, di kerajaan, diangkasa etc.
2. latar waktu adalah waktu terjadinya
peristiwa dalam cerita. Seperti jam, tanggal, hari atau bulan.
3. latar suasana adalah penjelasan
mengenai suasana pada saat peristiwa terjadi. Latar suasana dapat berupa
suasana bahagia, sedih, haru ataupun duka.
4. latar atau setting cerita merupakan
salah satu bagian yang paling penting dalam sebuah cerita karena latar atau
setting dapat mempengaruhi imajinasi pembaca.
No. 28. Latar belakang / rumusan masalah
berdasarkan tema tertentu.
Judul: Efektivitas Pembelajaran Kontekstual Model
Pengajaran Berbasis Masalah dalam Meningkatkan Mutu dan Penguasaan.....Materi
Pelajaran ....
Rumusan Masalah.
Bertitik tolak dari latar
belakang diatas maka peneliti merumuskan permasalahannya sebagai berikut:
1.
Bagaimana peningkatan ….
2.
Bagaimana pengaruh …(dalam contoh ini, rumusan masalah
masih memiliki beberapa varian).
No. 29. Tanggapan dalam permasalahan /
opini
Opini
adalah pendapa, pikiran, atau pendirian terhadap sesuatu.
Contoh: menurut kita sukses dimulai dari
diri kita sendiri, tetapi menurut oranglain sukses itu datangnya dari takdir.
No. 30. Syarat kalimat yang baik
Syarat-syarat
kalimat efektif:
1. KESATUAN GAGASAN
Memiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung
serta membentuk kesatuan tunggal.
2. KESEJAJARAN
Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata
kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di-
pula.
3. KEHEMATAN
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata
yang berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud
kalimat.
4. PENEKANAN
Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.
5. KELOGISAN
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam
kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh:
1. Saran yang di kemukakannya kami akan pertimbangkan ( tidak
efektif )
Seharusnya : Saran yang dikemukakannya
akan kami pertimbangkan.
2. Sejak dari pagi dia bermenung
( tidak efektif )
Seharusnya : Sejak pagi dia bermenung.
Anggota:
1.
Ajeng laras (02)
2.
Asrinia d (05)
3.
Kezia e (17)
4.
Denia d (42)
5.
Eko w (10)
6.
Dendi (07)
7.
Pandu d (30)
8.
Isal a (14)
9.
A Rafu a (01)
10. Tika p (33)
11. Faris m (12)
12. Nukhbah k (28)