DASAR-DASAR APRESIASI DRAMA
Disusun oleh
Agustinus Suyoto, S.Pd
Guru Sastra
Indonesia SMA Stella Duce 2 Yogyakarta
BEBERAPA PENGERTIAN
1.
Kalau Anda membuka kamus Webster’s New World Dictionary
(1989) Anda akan menjumpai entri atau lena ‘drama’ (hlm. 413) dan theater or
theatre (hlm. 1386). Drama diartikan sebagai “a literary composition that tell
a story, usually of human conflict, by means of dialogue and action, to be
performed by actors”. Atau disalin secara bebas “suatu karangan yang
mengisahkan suatu cerita yang mengandung konflik yang disajikan dala bentuk
dialog dan laga, dan dipertunjukkan ole para actor di atas pentas”, sedangkan
kata theater diartikan sebagai ‘a place where plays, operas, films, etc. are
presented”, atau ‘suatu tempat di mana lakon-lakon, opera-opera, film-film,
dsb. dipertunjukkan”.
2. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) drama memiliki beberapa pengertian.
Pertama, drama diartikan sebagai komposisi syair atau prosa yang diharapkan
dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) atau
dialog yang dipentaskan. Kedua, cerita atau kisah terutama yang melibatkan
konflik atau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan teater. Ketiga,
kejadian yan menyedihkan.
3. Dalam sejarahnya (Barranger, 1994) kata
drama dan teater memiliki arti yang berbeda. Drama berasal dari bahasa Yunani dran yang berarti ”to
do” atau ”to act” (berbuat). Kata teater juga erasal dari Yunani theatron yang
berarti ”a place for seeing” (tempat untuk menonton), dengan demikian kata
teater mengacu pada suatu tempat di mana aktor-aktros mementaskan lakon. Dengan
kata lain, secara lebih mudah, kata drama diartikan sebagai lakon yang
dipertunjukkan oleh apra aktor di atas pentas, sedangkan teater diartikan
sebagai tempat lakon itu dipentaskan. Dengan demikian, seyogyanya kita
bukan mengajak ’bermain teater’ tetapi ’bermain drama’, dan bukan ’menonton
teater’ tetapi ’menonton drama di teater’.
4. Pengertian lain, drama adalah kisah
kehidupan manusia yang dikemukakan di pentas berdasarkan naskah, menggunakan
percakapan, gerak laku, unsur-unsur pembantu (dekor, kostum, rias, lampu,
musik), serta disaksikan oleh penonton.
5. Ada sejumlah istilah yang memiliki
kedekatan makna dengan drama, yaitu
- Sandiwara. Istilah ini diciptakan oleh Mangkunegara VII, berasal dari kata bahasa Jawa sandhi ang berarti rahasia, dan warah yang berarti pengajaran. Ole Ki Hajar Dewantara, istilah sandiwara diartikan sebagai pengajaran yang dilakukan dengan perlambang, secara tidak langsung.
- Lakon. Istilah ini memiliki beberapa kemungkinan arti, yaitu (1) cerita yang dimainkan dalam drama, wayang, atau film (2) karangan yang berupa cerita sandiwara, dan (3) perbuatan, kejadian, peristiwa.
- Tonil. Istilah ini berasalh dari bahasa Belanda toneel, yang artinya pertunjukan. Istilah ini populer pada masa penjajahan Belanda.
- Teater. Istilah ini berasal dari kata Yunani theatron, yang arti sebenarnya adalah dengan takjub memandang, melihat. Pengertian dari teater adalah (1) gedung pertunjukan, (2) suatu bentuk pengucapan seni yang penyampaiannya dilakukan dengan dipertunjukkan di depan umum.
- Pentas. Pengertian sebenarnya adalah lantai ang agak tinggi, panggung, tempat pertunjukan, podium, mimbar, tribun.
- Sendratari. Kepanjangan akronim ini adalah seni drama dan tari, artinya pertunjukan serangkaian tari-tarian yang dilakukan oleh sekelompok orang penari dan mengisahkan suatu cerita dengan tanpa menggunakan percakapan.
- Opera. Artinya drama musik, drama yang menonjolkan nyanyian dan musik.
- Operet. Opera kecil, singkat, dan pendek.
- Tablo. Yaitu drama yang menampilkan kisa dengan sikap dan posisi pemain, dibantu oleh pencerita. Pemain-pemain tablo tidak berdialog.
BENTUK-BENTUK DRAMA
1. Berdasarkan bentuk sastra cakapannya,
drama dibedakan menjadi dua
- Drama puisi, yaitu drama yang sebagian besar cakapannya disusun dalam bentuk puisi atau menggunakan unsur-unsur puisi.
- Drama prosa, yaitu drama yang cakapannya disusun dalam bentuk prosa.
2. Berdasarkan sajian isinya
- Tragedi (drama duka), yaitu drama yang menampilkan tokoh yang sedih atau muram, yang terlibat dalam situasi gawat karena sesuatu yang tidak menguntungkan. Keadaan tersebut mengantarkan tokoh pada keputusasaan dan kehancuran. Dapat juga berarti drama serius yang melukiskan tikaian di antara tokoh utama dan kekuatan yang luar biasa, yang berakhir dengan malapetaka atau kesedihan.
- Komedi (drama ria), yaitu drama ringan yang bersifat menghibur, walaupun selorohan di dalamnya dapat bersifat menyindir, dan yang berakhir dengan bahagia.
- Tragikomedi (drama dukaria), yaitu drama yang sebenarnya menggunakan alur dukacita tetapi berakhir dengan kebahagiaan.
3. Berdasarkan kuantitas cakapannya
- Pantomim, yaitu drama tanpa kata-kata
- Minikata, yaitu drama yang menggunakan sedikit sekali kata-kata.
- Doalogmonolog, yaitu drama yang menggunakan banyak kata-kata.
4. Berdasarkan besarnya pengaruh unsur seni
lainnya
- Opera/operet, yaitu drama yang menonjolkan seni suara atau musik.
- Sendratari, yaitu drama yang menonjolkan seni eksposisi.
- Tablo, yaitu drama yang menonjolkan seni eksposisi.
5. Bentuk-bentuk lain
- Drama absurd, yaitu drama yang sengaja mengabaikan atau melanggar konversi alur, penokohan, tematik.
- Drama baca, naska drama yang hanya cocok untuk dibaca, bukan dipentaskan.
- Drama borjuis, drama yang bertema tentang kehidupan kam bangsawan (muncul abad ke-18).
- Drama domestik, drama yang menceritakan kehidupan rakyat biasa.
- Drama duka, yaitu drama yang khusus menggambarkan kejathan atau keruntuhan tokoh utama
- Drama liturgis, yaitu drama yang pementasannya digabungkan dengan upacara kebaktian gereja (di Abad Pertengahan).
- Drama satu babak, yaitu lakon yang terdiri dari satu babak, berpusat pada satu tema dengan sejumlah kecil pemeran gaya, latar, serta pengaluran yang ringkas.
- Drama rakyat, yaitu drama yang timbul dan berkembang sesuai dengan festival rakyat yang ada (terutama di pedesaan).
PERBEDAAN DRAMA DAN TEKS SASTRA LAINNYA
1. Apa yang membedakan teks drama dengan teks
cerita rekaan? Anda tentu saja masih ingat bahwa dala novel Belenggu karya
Armijn Pane, pengarangnya menceritakan kisahannya dengan melibatkan tokoh-tokoh
Tono, Tini, Yah lewat kombinasi antara dialog dan narasi. Sementara itu, dalam
teks drama yang lebih mendominasi adalah dialog. Narasi hanya terbatas berupa
petunjuk pementasan yang disebut sebagai teks sampingan. Lewat petunjuk
pementasan (yang kebanyakan dicetak miring) itulah pengaranag naskah drama
memberi arahan penafsiran agar tidak terlalu melenceng ari apa yang sebenarnya
dikehendaki.
2. Ciri khas apa yang terdapat dalam drama?
Ada gerak seperti mengacungkan tangan, membentak, dan ketakutan. Dengan
demikian, penulis lakon membeberkan kisahannya tak cukup jika hanya dibaca.
Dibutuhkan gerak. Itulah yang disebut action. Pementasan di panggung. Penulis
lakon membayangkan action para aktornya dalam bentuk dialog. Dan dialoglah
bagian paling penting dalam drama. Lewat dialoglah kita bisa melacak emosi,
pemikiran, karakterisasi, yang kesemuanya itu terhidang di panggung lewat
action alias gerak. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan apabila seorang pakar
drama kenamaan Moulton menyebut drama sebagai ’life presented in action’, alias
drama adalah hidup yang ditampilkan dalam gerak. Dengan demikian, secara lebih
ringkas drama adala salah satu bagian dari genre sastra yang menggambarkan
kehidupan dengan mengemukakan tikaian dan emosi lewat lakuan dan dialog, yang
dirancang untuk pementasan di panggung (Sudjiman, 1990).
UNSUR-UNSUR DRAMA
1. Dalam drama tradisional (khususnya
Aristoteles), lakon haruslah bergerak maju dari suatu beginning (permulaan),
melalui middle (pertengahan), dan menuju pada ending (akhir). Dalam teks drama
disebut sebagai eksposisi, komplikasi, dan resolusi.
Eksposisi, adala bagian awal yang memberikan
informasi kepada penonton yang diperlukan tentang peristiwa sebelumnya atau
memperkenalkan siapa saja tokoh-tokohnya yang akan dikembangkan dalam bagian
utama dari lakon, dan memberikan suatu indikasi mengenai resolusi.
Komplikasi, berisi tentang konflik-konflik dan
pengembangannya. Gangguan-gangguan, halangan-halangan dalam mencapai tujuan,
atau kekeliruan yang dialami tokoh utamanya. Alam komplikasi inilah dapat
diketahui bagaimana watak tokoh utama (yang menyangkut protagonis dan
antagonisnya).
Resolusi, adalah bagian klimaks (turning point)
dari drama. Resolusi haruslah berlanagsung secara logis dan memiliki kaitan
yang wajar dengan apa-apa yang terjadi sebelumnya. Akhir dari drama bisa
happy-en atau unhappy-end.
2. Karakter merupakan sumber konflik dan
percakapan antartokoh. Dalam sebuah drama harus ada tokoh yang kontra dengan
tokoh lain. Jika dalam drama karakter tokohnya sama maka tidak akan terjadi
lakuan. Drama baru akan muncul kalau ada karakter yang saling berbenturan.
3. Dialog merupakan salah satu unsur vital.
Oleh karena itu, ada dua syarat pokok yang tidak boleh diabaikan, yaitu (1)
dialog harus wajar, emnarik, mencerminkan pikiran dan perasaan tokoh yang ikut
berperan, (2) dialog harus jelas, terang, menuju sasaran, alamiah, dan tidak
dibuat-buat.
UNSUR-UNSUR PEMENTASAN
1. Dalam pentas drama sekurang-kurangnya ada
6 unsur yang perlu dikenal, yaitu (1) naskah drama, (2) sutradara, (3) pemeran,
(4) panggung, (5) perlengkapan panggung : cahaya, rias, bunyi, pakaian, dan (6)
penonton.
2. Naskah drama. Adalah bahan pokok
pementasan. Secara garis besar naskah drama dapat berbentuk tragedi (tentang
kesedihan dan kemalangan),
dan komedi (tentang lelucon dan tingka laku konyol), serta disajikan secara
realis (mendekati kenyataan yang sebenarnya dalam pementasan, baik dalam
bahasa, pakaian, dan tata panggungnya, serta secara simbolik (dalam
pementasannnya tidak perlu mirip apa yang sebenarnya terjadi dalam realita, biasanya
dibuat puitis, dibumdui musik-koor-tarian, dan panggung kosong tanpa hiasan
yang melukiskan suatu realitas, misalnya drama karya Putu Wijaya. Naskah yang
telah dipilih harus dicerna atau diolah, bahkan mungkin diubah, ditambah atau
dikurangi disinkronkan dengan tujuan pementasan tafsiran sutradara, situasi
pentas, kerabat kerja, peralatan, dan penonton yang dibayangkannya.
3. Sutradara. Setelah naskah, faktor
sutradara memegang peranan yang penting. Sutradara inilah yang bertugas
mengkoordinasikan lalu lintas pementasan agar pementasannya berhasil. Ia
bertugas membuat/mencari naskah drama, mencari pemeran, kerabat kerja,
penyandang dana (produsen), dan dapat mensikapi calon penonton.
4. Pemeran. Pemeran inilah yang harus
menafsirkan perwatakan tokoh yang diperankannya. Memang sutradaralah yang
menentukannya, tetapi tanpa kepiawaian dalam mewujudkan pemeranannya, konsep
peran yang telah digariskan sutradara berdasarkan naskah, hasilnya akan sia-sia
belaka.
5. Panggung. Secara garis besar variasi
panggung dapat dibedakan menjadi dua kategori. Pertama, panggung yang
dipergunakan sebagai pertunjukan sepenuhnya, sehingga semua penonton dapat
mengamati pementasan secara keseluruhan dari luar panggung. Kedua, panggung
berbentuk arena, sehingga memungkinkan pemain berada di sekitar penonton.
6. Cahaya. Cahaya (lighting) diperlukan untuk
memperjelas penglihatan penonton terhadap mimim pemeran, sehingga tercapai atau
dapa mendukung penciptaan suasana sedih, murung, atau gembira, dan juga dapat
mendukung keratistikan set yang dibangun di panggung.
7. Bunyi (sound effect). Bunyi ini memegang
peran penting. Bunyi dapat diusahakan secara langsung (orkestra, band, gamelan,
dsb), tetapi juga dapat lewat perekaman yang jauh hari sudah disiapkan oleh
awak pentas yang bertanggung jawab mengurusnya.
8. Pakaian. Sering disebut kostm (costume),
adalah pakaian yang dikenakan para pemain untuk membantu pemeran dalam
menampilkan perwatakan tokoh yang diperankannya. Dengan melihat kostum yang
dikenakannya para penonton secara langsung dapat menerka profesi tokoh yang
ditampilkan di panggung (dokter, perawat, tentara, petani, dsb), kedudukannya
(rakyat jelata, punggawa, atau raja), dan sifat sang tokoh trendi, ceroboh,
atau cermat).
9. Rias. Berkat rias yang baik, seorang gadis
berumur 18 tahun dapat berubah wajah seakan-akan menjadi seorang nenek-nenek.
Dapat juga wajah tampan dapat dipermak menjadi tokoh yang tampak kejam dan
jelek. Semua itu diusahakan untuk lebih membantu para pemeran untuk membawakan
perwatakan tokoh sesuai dengan yang diinginkan naskah dan tafsiran sutradara.
10. Penonton. Dalam setiap pementasan faktor
penonton perlu dipikirkan juga. Jika drama yang dipentaskan untuk para siswa
sekolah sendiri, faktor mpenonton tidak begitu merisaukan. Apabila terjadi
kekeliruan, mereka akan memaafkan, memaklumi, dan jika pun mengkritik nadanya
akan lebih bersahabat. Akan tetapi, dalam pementasan untuk umum, hal seperti
tersebut di atas tidak akan terjadi. Oleh karena itu, jauh sebelum pementasan
sutradara harus mengadakan survei perihal calon penonton. Jika penontonnya
”ganas” awak pentas harus diberi tahu, agar lebih siap, dan tidak mengecewakan
para penonton.
PEMBAGIAN
TUGAS DALAM PEMENTASAN
1. Sebelum sampai pada penggarapan naskah
untuk pementasan, terlebih dahulu perlu kita kenal beberapa fungsi atau peran
dalam pementasan. Pada dasarnya kerja pementasan adalah kerja kelompok atau
tim. Tim terbagi menjadi dua, yaitu tim penyelenggara dan tim pementasan. Yang
dimaksud tim penyelenggara pementasan adalah orang-orang yang bekerja untuk
melaksanakaan "acara" pementasan. Tim penyelenggara meliputi ketua
panitia (pimpinan produksi), sekretasis, bendahara, sie dana, sie publikasi,
sie perlengkapan, sie dokumentasi, si konsumsi, dam masih banyak lagi. Tim ini
berperan dalam "menjual" karya seni (drama). Sukses tidaknya acara
pementasan (dengan indikasi jumlah penonton yang banyak, keuntungan finansial
minimal balik modal, apresiasi penonton, soundsistem, lighting yang bagus)
bergantung pada tim ini.
2. Tim kedua adalah tim pementasan.
Yang dimaksud tim pementasan adalah sekelompok orang yang bertugas menyajikan
karya seni (drama) untuk ditonton. Tim pementasan terdiri dari sutradara,
penulis naskah, tim artistik, tim tata rias, tim kostum, tim lighting, dan
aktor. Sebenarnya tim pementasan ini terbagi menjadi dua kelompok yaitu tim on
stage (di atas panggung) atau aktor, dan tim behind stage (belakang panggung).
Kedua tim ini memiliki peran yang sama dalam mensukseskan
pertunjukan/pementasan.
3. Pertama-tama kita bahas dulu tim
pementasan beserta tugas dan kewenangannya.
a. Sutradara. Seperti kita ketahui
bersama, sutradara adalah pimpinan pementasan. Ia bertugas melakukan casting
(memilih pemain sesuai peran dalam naskah), mengatur akting para aktor, dan
mengatur kru lain dalam mendukung pementasan. Pada dasarnya seorang sutradara
berkuasa mutlak sekaligus bertanggung jawab mutlak atas pementasan.
b. Penulis Naskah. Sebenarnya ketika
sebuah naskah dipilih untuk dipentaskan, penulis naskah sudah "mati".
Artinya, ia tidak memiliki hak lagi untuk mengatur visualisasi atas naskahnya.
Tanggung jawab visualisasi ada pada sutradara. Biasanya, dalam perencanaan
akting, seorang penulis naskah hanya diminta sebagai komentator.
c. Penata Panggung. Tugas utama penata
panggung adalah mewujudkan latar (setting panggung) seperti yang diinginkan oleh
sutradara. Biasanya sutradara akan berdiskusi dengan penata panggung untuk
mewujudkan setting panggung yang mendukung cerita.
d. Penata Cahaya. Tugas utama penata
cahaya adalah merencanakan sekaligus memainkan pencahayaan pada saat pementasan
sehingga pencahayaan mendukung penciptaan latar suasana panggung. Jelas bahwa
penata caha perlu berkoordinasi dengan penata panggung. Seorang penata cahaya
harus memiliki pengetahuan memadai dalam hal mixer cahaya.
e. Penata Rias dan Busana. Tugas utama penata
rias dan busana adalah mewujudkan rias dan kostum para aktor sesuai dengan
karakter tokoh yang dituntut oleh sutradara. Biasanya, penata rias dan busana
berkoordinasi erat dengan sutradara.
f. Penata Suara. Tugas utama penata suara
adalah mewujudkan sound effect yang mendukung pementasan. Bersama dengan penata
busana, penata panggung, dan penata cahaya, penata suara menciptakan latar yang
mendukung pementasan. Jelas bahwa prasyarat untuk menjadi penata suara adalah
memiliki kemampuan mengelola soundsistem dan soundeffect.
g. Aktor. Tugas utama aktor adalah memerankan
tokoh yang ditugaskan kepadanya oleh sutradara.
4. Tim penyelenggara dan kewenangannya adalah
sebagai berikut.
a.
Ketua
Panitia
b.
Sekretaris
c.
Bendahara
d.
Sie
Acara
e.
Sie
Dana
f.
Sie
Dokumentasi
g.
Sie
Perlengkapan
h.
Sie
Konsumsi
i.
Sie Tempat