Rabu, 30 November 2011

SELAMAT BERAKHIR TAHUN

RUANG LINGKUP MATERI XII-2011

1. Ide pokok/simpulan isi/kalimat utama Paragraf

pokok pikiran (gagasan utama) umumnya terletak di awal (paragraf deduktif) atau akhir paragraf (paragraf induktif). jadi untuk mencari pokok pikirannya hanya dua kalimat itu yang perlu diperhatikan.

pada paragraf deduktif, kalimat pertama mencakup topik utama paragraf secara umum, dan akan dijelaskan lebih mendetil oleh kalimat-kalimat yang lain.

pada paragraf induktif, kalimat terakhir menyimpulkan isi dari kalimat-kalimat awal. biasanya ditandai kata-kata seperti "Kesimpulannya", "Jadi", "Maka dari itu", dan lain-lain

Kita dapat mencari gagasan utama paragraf dengan hanya mencari kalimat utama. Untuk mencari kalimat utama kita hanya perlu mencari kalimat yang mencangkup seluruh isi paragraf. Kalimat itu menyeluruh dan simpel. Adapun cara lainya yaitu mencari kalimat yang mana kalimat itu di jelsakan oleh kalimat yang lain.

2. Kalimat pertanyaan yang tepat dengan isi paragraf

3. Isi dan permasalahan dalam paragraf

4. Susunan Kalimat acak menjadi paragraf yang padu

5. Kalimat pernyataan yang sesuai dengan isi paragraf

6. Paragraf analogi

Pengertian Paragraf Analogi

Analogi adalah penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Berdasarkan persamaan kedua hal tersebut, Anda dapat menarik kesimpulan.

Contoh Paragraf Analogi
Sifat manusia ibarat padi yang terhampar di sawah yang luas. Ketika manusia itu meraih kepandaian, kebesaran, dan kekayaan, sifatnya akan menjadi rendah hati dan dermawan. Begitu pula dengan padi yang semakin berisi, ia akan semakin merunduk. Apabila padi itu kosong, ia akan berdiri tegak. Demikian pula dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan, ia akan sombong dan garang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan, bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.

7. Paragraf generalisasi

Pengertian Paragraf Generalisasi
General = umum

Generalisasi adalah penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data. Jumlah data atau peristiwa khusus yang dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili

Setelah karangan anak-anak kelas 3 diperiksa, ternyata Ali, toto, Alex, dan Burhan mendapat nilai 8. Anak-anak yang lain mendapat 7. Hanya Maman yang 6, dan tidak seorang pun mendapat nilai kurang. Boleh dikatakan, anak kelas 3 cukup pandai mengarang.

8. Paragraf Sebab Akibat

Pengertian Paragraf Sebab Akibat

Paragraf hubungan sebab akibat adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat. Paragraf hubungan akibat sebab adalah paragraf yang dimulai dengan fakta khusus yang menjadi akibat, kemudian fakta itu dianalisis untuk diambil kesimpulan.


Membaca Paragraf Akibat Sebab

Contoh Paragraf Sebab Akibat
Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di hutan sebagi penyerap air banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi di desa ini tidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dan kurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan pertaniannya. Oleh karena itu, tidak mengherankan panen di desa ini selalu gagal.

Contoh Paragraf Sebab Akibat
Hasil panen para petani di Desa Cikaret hampir setiap musim tidak memuaskan. Banyak tanaman yang mati sebelum berbuah karena diserang hama. Banyak pula tanaman yang tidak berhasil tumbuh dengan baik. Bukan itu saja, pengairan pun tidak berjalan dengan lancar dan penataan letak tanaman tidak sesuai dengan aturannya. Semua itu merupakan akibat dari kurangnya pengetahuan para petani dalam pengolahan pertanian.

Pengertian Paragraf Sebab Akibat 1 Akibat 2

Dalam paragraf hubungan sebab akibat 1 akibat 2, suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama berubah menjadi sebab yang menimbulkan akibat kedua. Demikian seterusnya hingga timbul beberapa akibat.

Contoh Paragraf Sebab – Akibat 1 Akibat 2
Baru-baru ini petani Cimanuk gagal panen karena tanaman padi mereka diserang hama wereng. Peristiwa ini menelan kerugian ratusan juta rupiah. Selain itu, distribusi beras ke kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung terganggu.

Contoh Paragraf Sebab Akibat 1 Akibat 2
Pasokan beras di pasar tradisional pun semakin lama semakin menipis sehingga masyarakat kesulitan mendapatkan beras. Hal ini mendorong pemerintah untuk melakukan impor beras dari negara tetangga dengan harapan masyarakat dapat terpenuhi kebutuhan pangannya selama menunggu hasil panen berikutnya.

9. Karangan Deskripsi

Karangan jenis ini berisi gambaran mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.

Karangan deskripsi memiliki ciri-ciri seperti:

  • menggambarkan sesuatu
  • penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera,
  • membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri.

Pola pengembangan paragraf deskripsi:

  • Paragraf Deskripsi Spasial, paragraf ini menggambarkan objek kusus ruangan, benda atau tempat.
  • Paragraf Deskripsi Subjektif, paragraf ini menggambarkan objek seperti tafsiran atau kesan perasaan penulis.
  • Paragraf Deskripsi Objektif, paragraf ini menggambarkan objek dengan apa adanya atau sebenarnya.

Langkah menyusun deskripsi:

  1. Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan
  2. Tentukan tujuan
  3. Mengumpulkan data dengan mengamati objek yang akan dideskripsikan
  4. Menyusun data tersebut ke dalam urutan yang baik (menyusun kerangka karangan)
  5. Menguraikan kerangka karangan menjadi dekripsi yang sesuai dengan tema yang ditentukan

Di halaman rumah kakek ku yang menghadap ketimur terdapat pohon-pohon yang rindang, ada pohon mangga yang sedang berbuah sangat lebat, disamping kiri pohon mangga terdapat pula pohon jambu air yang belum berbuah karena belum musimnya. Dan di sebelah kanan rumah ada pohon rambutan yang buahnya sangat manis rasanya. Sungguh pemandangan yang indah desa yang sangat asri dan damai ini adalah desa tempat tinggal kakek ku serta tempat kelahiran ku. Desa yang bernama Nambahdadi ini adalah tempat yang paling sering aku kunjungi saat liburan. Selain biasa bertemu kakek dan nenek aku juga biasa melihat pemandangan yang indah nan damai.

10. Karangan Narasi

Secara sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur. Jadi, narasi adalah cerita yang dipaparkan berdasarkan plot atau alur.

Narasi dapat berisi fakta atau fiksi. Narasi yang berisi fakta disebut narasi ekspositoris, sedangkan narasi yang berisi fiksi disebut narasi sugestif. Contoh narasi ekspositoris adalah biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman. Sedangkan contoh narasi sugestif adalah novel, cerpen, cerbung, ataupun cergam.

Pola narasi secara sederhana berbentuk susunan dengan urutan awal – tengah – akhir.

· Awal narasi biasanya berisi pengantar yaitu memperkenalkan suasana dan tokoh. Bagian awal harus dibuat menarik agar dapat mengikat pembaca.

· Bagian tengah merupakan bagian yang memunculkan suatu konflik. Konflik lalu diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konfik timbul dan mencapai klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan mereda.

· Akhir cerita yang mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam-macam. Ada yang menceritakannya dengan panjang, ada yang singkat, ada pula yang berusaha menggantungkan akhir cerita dengan mempersilakan pembaca untuk menebaknya sendiri.

Langkah menyusun narasi (terutama yang berbentuk fiksi) cenderung dilakukan melalui proses kreatif, dimulai dengan mencari, menemukan, dan menggali ide. Oleh karena itu, cerita dirangkai dengan menggunakan "rumus" 5 W + 1 H, yang dapat disingkat menjadi adik simba.

1. (What) Apa yang akan diceritakan,

2. (Where) Di mana seting/lokasi ceritanya,

3. (When) Kapan peristiwa-peristiwa berlangsung,

4. (Who) Siapa pelaku ceritanya,

5. (Why) Mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi, dan

6. (How) Bagaimana cerita itu dipaparkan.

Soekarno mengucapkan pidato tentang dasar-dasar Indonesia merdeka yang dinamakan Pancasila pada sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945.
Soekarno bersama
Mohammad Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Ia ditangkap Belanda dan diasingkan ke Bengkulu pada tahun 1948. Soekarno dikembalikan ke Yogya dan dipulihkan kedudukannya sebagai Presiden RI pada tahun 1949.

Contoh narasi berisi fakta:

Ir. Soekarno Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama ia adalah seorang nasionalis. Beliau memimpin PNI pada tahun 1928. Soekarno menghabiskan waktunya di penjara dan di tempat pengasingan karena keberaniannya Jiwa kepemimpinan dan perjuangannya tidak pernah pupus. Soekarno bersama pemimpin-pemimpin negara lainnya menjadi juru bicara bagi negara-negara nonblok pada Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955. Hampir seluruh perjalanan hidupnya dihabiskan untuk berbakti dan berjuang.

Contoh narasi fiksi:

Aku tersenyum sambil mengayunkan langkah. Angin dingin yang menerpa, membuat tulang-tulang di sekujur tubuhku bergemeretak. Kumasukkan kedua telapak tangan ke dalam saku jaket, mencoba memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa.
Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian menyambutku ketika Eriza membukakan pintu. Wangi yang kelak akan kurindui ketika aku telah kembali ke tanah air. Tapi wajah ayu di hadapanku, akankah kurindui juga?
Ada yang berdegup keras di dalam dada, namun kuusahakan untuk menepiskannya. Jangan, Bowo, sergah
hati kecilku, jangan biarkan hatimu terbagi. Ingatlah Ratri, dia tengah menunggu kepulanganmu dengan segenap cintanya.

11. Karangan/Kalimat persuasi

Karangan ini bertujuan memengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu atau karangan yang besifat mengajak. Dalam persuasi pengarang mengharapkan adanya sikap motorik berupa perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya.

Langkah menyusun persuasi:

1. Menentukan topik/tema

2. Merumuskan tujuan

3. Mengumpulkan data dari berbagai sumber

4. Menyusun kerangka karangan

5. Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan persuasi

Contoh tema/topik yang tepat untuk persuasi:

· Katakan tidak pada NARKOBA,

· Hemat energi demi generasi mendatang,

· Hutan sahabat kita,

· Hidup sehat tanpa rokok,

· Membaca memperluas cakrawala.

Contoh karangan persuasi:

Salah satu penyakit yang perlu kita waspadai di musim hujan ini adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Untuk mencegah ISPA, kita perlu mengonsumsi makanan yang bergizi, minum vitamin dan antioksidan. Selain itu, kita perlu istirahat yang cukup, tidak merokok, dan rutin berolah raga, karena semua itu perlu proses dan cara yang berlanjut.

12. Makna imbuhan ber

Pengembangan paragraf Deduktif:

13. Silogisme (Silogisme katagori)

14. Silogisme Negatif

15. Entimen (Silogisme Pendek)

Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan diantara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).

Contoh I:

PU: Semua tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor)

PK: Akasia adalah tumbuhan (premis minor).

K : Akasia membutuhkan air. (Konklusi)

Contoh II: Silogisme Negatif:

PU: Semua yang halal dimakan menyehatkan (mayor).

PK: Sebagian makanan tidak menyehatkan (minor).

S : Sebagian makanan tidak halal dimakan (konklusi).

Contoh III: Entimen (2 contoh):

1. Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.

2. Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.

Menulis

16. Tajuk Rencana

Adalah sebuah artikel (lebih bersifat esai) pada sebuah surat kabar/ majalah yang merupakan pendirian pimpinan/editor terhadap masalah tertentu yang dianggap paling penting dan hangat (aktual) pada saat itu.

17. Surat Lamaran Kerja

-Batang Tubuh Surat Lamaran Kerja

a. Perihal surat

b. Tanggal surat

c. Tujuan surat

d. Salam pembuka

e. Isi Surat

f. Salam penutup

g. Lampiran surat

-Unsur-unsur surat lamaran kerja

a. Dari mana informasi iklan diperoleh

b. Identitas pelamar

c. Bagian tertentu (departemen) yang dilamar

d. Pengalaman-pengalaman pelamar

e. Lampiran-lampiran (misalnya: Daftar Riwayat Hidup, Foto kopi kartu identitas, pas foto, riwayat pendidikan, riwayat pengalaman kerja, dll.)

18. Memo

Singkatan dari memorandum F bentuk komunikasi tertulis yang di dalamnya berupa pesan singkat.

Merupakan jenis surat dinas yang dipakai secara intern dalam suatu instansi/ lembaga dan bersifat informal (dari atasan kepada bawahannya).

Memo biasanya berupa pertanyaan, perintah, informasi, peringatan, permintaan, atau harapan.

Sistematika Penulisan Memo:

1. kepala memo

2. penulis memo

3. pihak yang dituju

4. isi memo

5. tanggal penulisan

6. identitas jabatan

7. tanda tangan

8. nama penulis

Contoh:

PT TRIYASA LESTARI

Jalan Mangga Besar 168

Jakarta Pusat 10000

M E M O

Dari : Pimpinan Perusahaan

Kepada : Staf Direksi

Sehubungan dengan adanya undangan dari Kementerian Lingkungan hidup kepada PT TRIYASA LESTARI, maka seluruh Staf Direksi agar mengikuti rapat persiapan pada:

hari/tanggal : Kamis, 1 Desember 2011

pukul : 10.00 s.d. 12.00

tempat : Ruang Auditorium PT TRIYASA LESTARI

Demikian harap maklum.

29 November 2011

Pimpinan,

Dr. Arifin Nurhakim

19. Latar Belakang dalam karangan

Kalimat

21. Klausa bebas dan klausa terikat

A. Klausa Bebas

Klausa bebas ialah klausa yang memiliki subjek dan predikat, sehingga berpotensi untuk menjadi kalimat mayor. Jadi, klausa bebas memiliki unsur yang berfungsi sebagai subyek dan yang berfungsi sebagai predikat dalam klausa tersebut. Klausa bebas adalah sebuah kalimat yang merupakan bagian dari kalimat yang lebih besar. Dengan perkataan lain, klausa bebas dapat dilepaskan dari rangkaian yang lebih besar itu, sehingga kembali kepada wujudnya semula, yaitu kalimat.

Contoh :

- Anak itu badannya panas, tetapi kakinya sangat dingin.

- Dosen kita itu rumahnya di jalan Ambarawa.

B. Klausa terikat

Klausa terikat ialah klausa yang tidak memiliki potensi untuk menjadi kalimat mayor, hanya berpotensi untuk menjadi kalimat minor karena strukturnya tidak lengkap. Kalimat minor adalah konsep yang merangkum: pangilan, salam, judul, motto, pepatah, dan kalimat telegram.

Contoh :

- Semua murid sudah pulang kecuali yang dihukum.

- Semua tersangkan diinterograsi, kecuali dia.

- Andi tidak menerima nasihat dari siapa pun selain dari orang tuanya.

22. Intikalimat

Kalimat inti (Intikalimat) adalah kalimat mayor yang hanya terdiri atas dua kata dan sekaligus menjadi inti kalimat.

Ciri-ciri kalimat inti:

1) Hanya terdiri atas dua kata

2) Kedua kata itu sekaligus menjadi inti kalimat

3) Tata urutannya adalah subjek mendahului predikat

4) Intonasinya adalah intonasi ”berita yang netral”. Artinya: tidak boleh menyebabkan perubahan atau pergeseran makna leksikalnya..

Contoh: Dia menari

23. Kalimat majemuk bertingkat

Kalimat yang salah satu fungsinya diperluas dan membentuk pola baru.

Contoh: Ayah pergi kemarin. (bukan kalimat majemuk, perhatikan kata kemarin yang akan diperluas fungsinya)

Ayah pergi ke Surabaya ketika adik masih tidur. (kalimat majemuk bertingkat dengan perluasan waktu=”kemarin”).

24. Kalimat persuasif dalam teks pidato, (lihat karangan persuasi)

25. Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat berisikan gagasan pembicara atau penulis secara singka, jelas, dan tepat.

Jelas : berarti mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.

Singkat : hemat dalam pemakaian atau pemilihan kata-kata.

Tepat : sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.

Kalimat Tidak Efektif

Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang tidak memiliki atau mempunyai sifat-sifat yang terdapat pada kalimat efektif.

Sebab-Sebab Ketidakefektifan Kalimat

1. kontaminasi= merancukan 2 struktur benar 1 struktur salah

contoh:

- diperlebar, dilebarkan diperlebarkan (salah)

- memperkuat, menguatkan memperkuatkan (salah)

- sangat baik, baik sekali sangat baik sekali (salah)

- saling memukul, pukul-memukul saling pukul-memukul (salah)

- Di sekolah diadakan pentas seni. Sekolah mengadakan pentas seni Sekolah mengadakan pentas seni (salah)

2. pleonasme= berlebihan, tumpang tindih

contoh :

- para hadirin (hadirin sudah jamak, tidak perlu para)

- para bapak-bapak (bapak-bapak sudah jamak)

- banyak siswa-siswa (banyak siswa)

- saling pukul-memukul (pukul-memukul sudah bermakna ‘saling’)

- agar supaya (agar bersinonim dengan supaya)

- disebabkan karena (sebab bersinonim dengan karena)

3. tidak memiliki subjek

contoh:

- Buah mangga mengandung vitamin C.(SPO) (benar)

- Di dalam buah mangga terkandung vitamin C. (KPS) (benar) ??

- Di dalam buah mangga mengandung vitamin C. (KPO) (salah)

4. adanya kata depan yang tidak perlu

- Perkembangan daripada teknologi informasi sangat pesat.

- Kepada siswa kelas I berkumpul di aula.

- Selain daripada bekerja, ia juga kuliah.

5. salah nalar

- waktu dan tempat dipersilahkan. (Siapa yang dipersilahkan)

- Mobil Pak Dapit mau dijual. (Apakah bisa menolak?)

- Silakan maju ke depan. (maju selalu ke depan)

- Adik mengajak temannya naik ke atas. (naik selalu ke atas)

- Pak, saya minta izin ke belakang. (toilet tidak selalu berada di belakang)

- Saya absen dulu anak-anak. (absen: tidak masuk, seharusnya presensi)

- Bola gagal masuk gawang. (Ia gagal meraih prestasi) (kata gagal lebih untuk subjek bernyawa)

6. kesalahan pembentukan kata

- mengenyampingkan seharusnya mengesampingkan

- menyetop seharusnya menstop

- mensoal seharusnya menyoal

- ilmiawan seharusnya ilmuwan

- sejarawan seharusnya ahli sejarah

7. pengaruh bahasa asing

- Rumah di mana ia tinggal … (the house where he lives …) (seharusnya tempat)

- Sebab-sebab daripada perselisihan … (cause of the quarrel) (kata daripada dihilangkan)

- Saya telah katakan … (I have told) (Ingat: pasif persona) (seharusnya telah saya katakan)

8. pengaruh bahasa daerah

- … sudah pada hadir. (Jawa: wis padha teka) (seharusnya sudah hadir)

- … oleh saya. (Sunda: ku abdi) (seharusnya diganti dengan kalimat pasif persona)

- Jangan-jangan … (Jawa: ojo-ojo) (seharusnya mungkin)

Diskusi

26. Cara Memberi Tanggapan/Komentar dalam Diskusi

Dengan sering melakukan kegiatan diskusi, akan melatihmu menyampaikan pendapat, mengajukan pertanyaan, dan menyampaikan tanggapan atau sanggahan dengan baik. Penyampaian pendapat, pertanyaan, tanggapan, sanggahan, persetujuan, atau penlakan harus disesuaikan dengan pokok masalah yang dibahas sehingga tidak akan terjadi penyimpangan makna dan keluar dari permasalahan.

Perhatikan ilustrasi berikut! Suatu diskusi membahas pentingnya Pendidikan Seks pada Usia Dini, akan muncul beberapa pertanyaan sebagai berikut.
Kalimat pertanyaan : bagaimanakah cara menyampaikan pendidikan seks pada anak usia dini?”

Kalimat persetujuan : Saya setuju pendidikan seks diberikan sejak anak usia dini karena usia tersebut merupakan fondasi yang harus kuat untuk meniti masa depan.
Kalimat penolakan : Saya tidak setuju bahwa pendidikan seks diberikan pada anak usia dini karena daya nalar mereka belum bekerja secara ptimal,lebih baik dimulai pada anak-anak usia sekolah dasar .

Kalimat tanggapan : Menanggapi pendapat yang sudah disampai-kan teman-teman terdahulu, pendidikan seks memang sangat penting, tetapi kita harus mempertimbangkan siapa, apa, dan bagaimana cara menyampaikannya. Sebenarnya kita dapat saja mulai pada anak usia dini, tetapi cara menyampaikan dan topik yang disampaikannya harus sesuai dan dekat dengan kehidupan anak.

Dalam diskusi yang baik, setiap peserta diskusi hendaknya bersikap aktif selama diskusi berlangsung. Dengan kata lain, peserta diskusi harus aktif mengemukakan pendapat secara objektif dan mengandung kebenaran.

Saat hendak mengungkapkan pendapat, usul, tanggapan, atau sekadar menginformasikan sesuatu, baik lisan maupun tertulis, kadang-kadang kita mengalami kesulitan dalam memulai. Sebetulnya banyak hal yang hendak disampaikan, namun ternyata tidak dapat keluar, atau kalau toh keluar susunannya tidak sistematis. Informasi yang hendak disampaikan tidak mudah dipahami. Untuk itu, gagasanbyang hendak disampaikan perlu terlebih dahulu dirumuskan.

Cara merumuskan gagasan yang hendak disampaikan adalah sebagai berikut.

a. Apa yang hendak disampaikan?
b. Untuk tujuan apakah kita menyampaikan hal tersebut?
c. Bagaimana kita menyampaikannya?
d. Bagaimana pemilihan kata sehingga mempengaruhi struktur kalimat yang hendak kita gunakan?

Perhatikan contoh tanggapan kasus di bawah ini!
Kasus:
Dalam sebuah rapat kita tidak setuju adanya pendapat tentang adanya rencana pembongkaran beberapa bangunan bersejarah yang berada di tengah kota. Kita juga bermaksud memberi solusi atas hal itu.

Perumusan tanggapan yang kurang tepat:
Ah pendapat itu, seperti adanya rencana pembongkaran tidak setuju saya. Sebaiknya rencana tersebut kalau kita masih akan melihat sejarah bangsa kita saya setuju rencana tersebut dibatalkan.

Perumusan tanggapan yang tepat:
Saya kurang sependapat jika alasan penataan kota mengakibatkan hancurnya bangunan bersejarah. Kita akan menjadi bangsa yang besar jika kita menghargai sejarah bangsa sendiri. Menurut pendapat saya, sebaiknya kebijakan tata kota ditinjau kembali tanpa harus mengorbankan nilai-nilai sejarah yang ada. Atau, dicarikan solusi yang lebih baik tanpa harus merusak nilai-nilai budaya yang ada.

Tanggapan dalam Diskusi

Dalam berdiskusi kita dituntut untuk dapat menanggapi pembicaraan dengan tepat. Oleh karena itu, saat mengikuti diskusi kita harus:
– mencatat pokok-pokok pembicaraan;
– mencatat hal-hal yang masih kita pertanyakan (hal yang kurang jelas); dan
– mencatat masalah-masalah yang akan kita tanggapi dengan sanggahan.
Dari hasil catatan tersebut kita akan mempunyai bahan untuk menyampaikan dukungan, sanggahan, maupun kritikan kepada pembicara.
Untuk menyampaikan suatu sanggahan yang baik hendaknya:
– menggunakan alasan/argumen yang logis untuk memperkuat gagasan;
– didukung dengan fakta;
– menggunakan kalimat efektif; dan
– memperhatikan santun berbahasa (tidak menyinggung lawan bicara).

27. Rangkuman isi diskusi

Rangkuman dapat disebut juga ringkasan. Rangkuman dapat diartikan sebagai bentuk pendek dari sebuah kegiatan. Rangkuman diskusi berisi ringkasan kegiatan dalam sebuah diskusi. Rangkuman diskusi ditulis dalam bentuk notulen diskusi. Isi notulen diskusi meliputi judul diskusi, pembicara diskusi, moderator, notulis, waktu diskusi, peserta diskusi, acara, dan kesimpulan. Format notulen diskusi adalah sebagai berikut.

B. Menulis Laporan Diskusi dengan Melampirkan Notula dan Daftar Hadir
Pada kegiatan pembelajaran, kamu sering melakukan kegiatan diskusi untuk membahas berbagai hal. Dalam kegiatan diskusi tersebut ada teman yang berperan sebagai pembicara, moderator, dan ada notulis. Pembicara adalah orang yang menyampaikan dan membahas topik permasalahan yang didiskusikan. Moderator adalah orang mengatur jalannya diskusi. Notulis adalah orang yang bertugas untuk membuat ntula (catatan rapat/hasil diskusi).

Menulis laporan hasil diskusi adalah salah satu tugas seorang notulis. Laporan yang disampaikan harus dapat menyajikan fakta secara objektif tentang keadaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan. Fakta objektif yang disajikan menjadi tanggung jawab notulis yang membuat laporan diskusi tersebut. Menyusun laporan hasil diskusi adalah tugas notulis. Untuk itu, notulis harus mengikuti jalannya diskusi dengan cermat agar dapat mencatat segala hal yang berkaitan dengan kegiatan dan jalannya diskusi.

Hal-hal yang perlu dicatat notulis antara lain: gagasan pokok yang disampaikan pembicara, pertanyaan, sanggahan, kmentar, atau saran dari peserta diskusi. Selain itu, notulis juga bertugas meresume pembicaraan, mencatat suasana jalannya diskusi, serta mengedarkan dan merekap daftar hadir diskusi. format berikut!
Laporan Hasil Diskusi
1. Topik diskusi : …………………………………………….
2. Pelaksana kegiatan : …………………………………………….
3. Hari, tanggal, waktu : …………………………………………….
4. Penyaji makalah / Nara Sumber : …………………………………………….
5. Peserta : ….orang (daftar hadir terlampir)
6. Judul makalah : …………………………………………….
7. Moderator : …………………………………………….
8. Notulis : …………………………………………….
9. Jalan diskusi : …………………………………………….
Seminar dibuka oleh moderator, pukul : ……………………
Penyampaian materi oleh penyaji : ……………………
Tanggapan peserta : ……………………
Nama Tanggapan/ Pertanyaan/ Tanggapan Balik
a ………… …………………………………………………………
b ………… …………………………………………………………
c ………… …………………………………………………………

Diskusi ditutup oleh moderator pukul : ……………………
Dengan kesimpulan diskusi:
1) ………………………………………………………………………..
2) ………………………………………………………………………..
3) ………………………………………………………………………..
b. Saran-saran:
1) ………………………………………………………………………..
2) ………………………………………………………………………..
3) ………………………………………………………………………..

Laporan hasil diskusi akan lebih lengkap jika diberi lampiran. Lampiran berupa makalah, notula, dan daftar hadir peserta.

RUANG LINGKUP MATERI XI-2011

1. Gagasan/Topik/Pokok Pikiran Paragraf

2. Kalimat Utama dalam Paragraf

3. Pola pengembangan Paragraf Deduktif dan Induktif

4. Resensi Buku dan langkah-langkahnya

Sering kita jumpai tulisan yang berjudul “Timbangan Buku” atau “Resesnsi” dalam surat kabar, sepintas berita itu kurang diperhatikan pembaca. Namun bagi penulis yang gemar membaca mengenai timbangan buku ini sudah barang tentu tak akan dilewatkan begitu saja.

Resensi atau Timbangan Buku adalah tulisan yang memberikan penilaian suatu buku yang baru diterbitkan. Penilain apakah buku baru itu baik atau tidak untuk dibaca. Resentator/Penulis resensi dalam memberikan pertimbangannya pada sebuah buku yang baru diterbitkan harus memberikan ulasan-ulasan yang objektif mengenai hal-hal berikut :

· Jenis buku

Jenis/bentuk buku itu apakah roman, novel, biografi, atau yang lain. Selain itu seorang resentator menyebutkan juga buku termasuk buku fiksi atau nonfiksi.

· Keaslian ide

Buku itu apakah benar-benar merupakan karya asli dari pengarangnya atau merupakan jiplakan dari buku lain yang pernah terbit.

· Bentuk

Bagaimana mengenai bentuk atau format dari buku itu. Apakah bentuknya, kertas, ilustrasi cover, jenis huruf yang dipakai, dan sebagainya.

· Isi dan Bahasa

Dilihat dari segi isi, resentator perlu memperhatikan unsur-unsur intrinsiknya, yaitu tentang tema, alur, perwatakan, sudut pandang dan sebagainya.
Bahasa dalam buku itu dapat ditinjau dari segi sruktur kalimat, gaya bahasa/style, ungkapan dan lain-lain. Apakah bahasa yang digunakan memakai bahasa sehari-hari yang segar tidak menjemukan, mudah dimengerti oleh pembaca, dan sebagainya. Mudah dipahami atau sukar diterima pembaca. Pengujian materi mendapat perhatian juga dari resentator.

· Simpulan

Akhirnya seorang penulis resensi harus dapat menyimpulkan, apakah buku itu baik dan perlu dibaca atau tidak.

• menulis data buku yang dibaca,
• menulis ikhtisar isi buku,
• mendaftar butir-butir yang merupakan kelebihan dan kekurangan buku,
• menuliskan pendapat pribadi sebagai tanggapan terhadap isi buku, dan
• memadukan ikhtisar dan tanggapan pribadi ke dalam tulisan yang utuh.

Membaca adalah kegiatan yang mendatangkan banyak manfaat. Dengan membaca, kamu akan memperoleh banyak informasi sehingga akan menambah pengetahuan. Informasi tentang buku baru sering dimuat di surat kabar atau majalah yang berupa artikel resensi. Tahukan kamu apa yang dimaksud resensi? Resensi adalah menilai atau menimbang kelebihan
dan kekurangan buku.

Sebuah resensi harus memuat hal-hal sebagai berikut.

1. Data buku atau identitas buku
a. Judul buku
Jika buku yang akan kamu resensi adalah buku terjemahan, akan
lebih baik jika kamu menuliskan judul asli buku tersebut.
b. Penulis atau pengarang
Jika buku yang diresensi adalah buku terjemahan, kamu harus
menyebutkan penulis buku asli dan penerjemah.
c. Nama penerbit
d. Cetakan dan tahun terbit
e. Tebal buku dan jumlah halaman
2. Judul Resensi
Judul resensi boleh sama dengan judul buku, tetapi tetap dalam konteks buku itu.
3. Ikhtisar Isi Buku
Dalam meresensi buku, seorang peresensi harus menulis buku yang hendak diresensi. Ikhtisar adalah bentuk singkat dari suatu karangan atau rangkuman. Ikhtisar merupakan bentuk singkat karangan yang tidak mempertahankan urutan karangan atau buku asli, sedangkan ringkasan harus sesuai dengan urutan karangan atau buku aslinya. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat ikhtisar isi buku adalah sebagai berikut.
a. Membaca naskah/buku asli
Penulis ikhtisar harus membaca buku asli secara keseluruhan untuk
mengetahui gambaran umum, maksud, dan sudut pandang pengarang.
b. Mencatat gagasan pokok dan isi pokok setiap bab
c. Membuat reproduksi atau menulis kembali gagasan yang dianggap
penting ke dalam karangan singkat yang mempunyai satu kesatuan yang padu.
4. Kelebihan dan Kekurangan Buku
Penulis resensi harus memberikan penilaian mengenai kelebihan dan
kelemahan buku yang disertai dengan ulasan secara objektif.
5. Kesimpulan
Penulis resensi harus mengemukakan apa yang diperolehnya dari buku
yang diresensi dan imbauan kepada pembaca. Jangan lupa cantumkan
nama kamu selaku peresensi.

Perhatikan contoh resensi berikut!
Judul : Pesona Barat: Analisa Kritis-Historis tentang Kesadaran Warna
Kulit di Indonesia
Penulis : Vissia Ita Yulianto
Penerbit : Jalasutra, Yogyakarta
Cetakan : 1, 2007
Tebal : xvii+170 halaman

KETERPESONAAN “TIMUR” TERHADAP “BARAT

Definisi “cantik” kini sudah mengalami pergeseran makna. Idealisme kecantikan yang terdapat dalam kakawin (literatur pada zaman budaya Jawa), belum mempunyai hubungan atau kontak dengan budaya Barat menunjukkan kecantikan diasosiasikan dengan alam, seperti bunga, gunung, laut, dan padanan lainnya.

Di era 1980-an, perempuan Indonesia tersihir dengan kosmetik lokal yang menjanjikan kulit kuning langsat bak putri keraton. Kini, cantik dinarasikan dengan warna kulit yang putih, badan tinggi semampai, dan wajah Indo. Hal ini terepresentasi dengan munculnya berbagai iklan yang menawarkan produk pemutih kulit dan wajah Bagi masyarakat, khususnya perempuan Indonesia, memiliki kulit putih bukan semata-mata karena warna kulitnya saja, tetapi juga semua simbol yang melekat padanya: prestise, percaya diri, superioritas, dan dipandang sebagai satu representasi “Barat”.

Buku ini menyajikan sebuah konteks bagaimana kolonialisme Belanda, refeodalisme rezim Orde Baru, dan kapitalisme global menjadi sebuah sinergi dalam membentuk kesadaran tentang dan perilaku terhadap warna kulit di Indonesia kontemporer. Di bawah kolonialisme Belanda, politik diskriminasi dan pemaksaan budaya mengakibatkan berakarnya mentalitas inlander (konsep rendah diri) dalam masyarakat pribumi.

Menganggap “Barat” sebagai bangsa yang lebih unggul, merasa rendah diri di hadapan mereka, serta masih adanya mental inlander inilah yang dimaksud penulis sebagai keterpesonaan bangsa “Timur” yang “terjajah” terhadap “Barat”. (DEW/Litbang Kompas)
Sumber: Kompas, 26 Agustus 2007

Bioetika Islam Dalam Transplantasi Organ & Eutanasia

Oleh ARDA DINATA

Judul Buku : Kloning, Eutanasia, Transfusi Darah, Transplantasi Organ, dan Eksperimen pada Hewan: Telaah Fikih dan Bioetika Islam
Penulis : Abul Fadl Mohsin Ebrahim
Penerjemah : Mujiburohman
Penerbit : PT. Serambi Ilmu Semesta 2004
Tebal : 200 halaman

SERING kali, orang itu berhasil mengatasi sakit ringan dengan beristirahat, melakukan proses pengobatan, menjalani diet, dan lainnya. Namun, kita tidak dapat menampik kemungkinan bahwa suatu saat, salah satu organ tubuhnya tidak berfungsi lagi dengan baik. Pada saat inilah, tergantung pada sifat kerusakan organ. Orang itu harus menjalani pembedahan atau mengganti sama sekali organ tubuhnya yang rusak melalui transplantasi.

Mengganti organ tubuh yang sakit atau rusak sebenarnya sama sekali bukanlah inovasi abad modern. Jeff E. Zhorne menyatakan bahwa sejak awal abad ke-8 SM, para ahli bedah Hindu telah melakukan transplantasi kulit untuk mengganti hidung yang hilang karena penyakit sipilis, perang fisik, atau hukuman atas suatu kejahatan. Dalam literatur hadits juga dituturkan peristiwa ‘Ufrajah, seorang sahabat Nabi SAW, yang kehilangan hidung dalam suatu pertempuran dan diganti dengan hidung palsu dari perak. Hidung peraknya beberapa waktu kemudian menimbulkan bau yang tidak sedap, sehingga ia meminta nasihat Nabi SAW, Nabi kemudian menganjurkan agar ia mengganti hidung perak itu dengan hidung palsu lain dari emas.

Dalam buku yang ditulis oleh Abul Fadl Mohsin Ebrahim, Guru Besar Studi pada Universitas Durban-Westville, Afrika Selatan ini, diungkapkan setidaknya ada tiga tipe transplantasi organ. Pertama, autotransplantasi. Tipe ini meliputi praktik-praktik transplantasi yang menggunakan bagian-bagian tubuh atau organ dari, dan pada, tubuh si pasien itu sendiri. Dalam hal ini, transplantasi kulit, tulang rawan, otot, dan tulang merupakan praktik-praktik yang sering dilakukan dalam bedah ortopedis.

Kedua, homotransplantasi (allotransplantasi). Tipe ini meliputi transplantasi organ pada spesies yang sama, seperti sesama manusia atau sesama binatang dari spesies yang sama. Ketiga, heterotransplantasi. Tipe ini merupakan transplantasi dari hewan kepada manusia atau antara hewan satu dengan hewan lain dari spesies yang berbeda.

Terlepas dari fakta bahwa berbagai tipe transplantasi organ ditujukan untuk mengurangi penderitaan dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Namun, transplantasi organ juga memunculkan banyak persoalan etis-hukum Islam. Autotransplantasi tidak menimbulkan masalah karena transplantasi ini dilakukan dengan menggunakan bagian-bagian tubuh atau organ dari si pasien itu sendiri. Tetapi, dua tipe transplantasi lainnya menimbulkan sejumlah persoalan.

Misalnya, transplantasi ginjal babi, yang ukurannya hampir sama dengan ginjal manusia, kemungkinan berhasil dilakukan dalam waktu dekat, sehingga akan menjadi salah satu pilihan realistis bagi banyak orang. Namun kita tahu, hukum Islam melarang pemanfaatan bagian tubuh hewan mati serta bagian apa pun dari babi. Lalu dapatkah kaum Muslim menerima ginjal babi ketika ginjal mereka tidak berfungsi? Jika jawabannya ya, maka timbul keharusan untuk meneliti keabsahan eksperimen pada binatang dari sudut pandang Islam.

Untuk mencari tahu jawaban seputar permasalahan transplantasi organ ditinjau dari segi keilmuan kedokteran (medis) maupun telaah fikih dan bioetika Islam tersebut, kita bisa menemukannya di dalam buku yang memiliki tebal 200 halaman ini. Buku ini, secara garis besar dibagi menjadi empat bagian yang terdiri dari 17 bab.

Bagian satu, membahas masalah eksperimen pada hewan. Pada bagian ini diungkap tentang hak-hak hewan, perlindungan hewan dalam Islam, praktik para ahli pengobatan muslim, dan bagaimana prinsip-prinsip hukum Islam dalam eksperimen pada hewan.

Bagian dua, membahas seputar transfusi darah yang meliputi bebarapa konsep tentang darah, realitas transfusi darah saat ini, dan bagaimana ketentuan-ketentuan fikih berkait masalah transfusi darah. Pada bagian tiga, membahas masalah transplantasi organ manusia. Masalah yang dibahas meliputi, bagaimana pemanfaatan bagian tubuh manusia menurut fikih, pandangan ulama kontemporer tentang transplantasi organ, resolusi fikih tentang transplantasi organ; bagaimana menyikapi pencantuman donor organ dalam wasiat dan seputar masalah kloning manusia.

Pada bagian empat, dibahas seputar masalah waktu kematian. Pada bagian akhir ini kita diajak untuk melihat tentang penentuan kematian dari sudut ilmu kedokteran, konsep kematian dalam Alquran, pertimbangan ulama tentang akhir hidup manusia, bagaimana resolusi fikih tentang kematian otak, dan masalah eutanasia.

Terkait masalah eutanasia, dalam buku ini diungkapkan bahwa eutanasia pada hakikatnya adalah pencabutan nyawa seseorang yang menderita penyakit parah atas dasar permintaan atau kepentingan orang itu sendiri. Dengan kata lain, eutanasia artinya membiarkan seseorang mati dengan “mudah dan baik”. Atau sebagai “pembunuhan dengan belas kasih” terhadap orang sakit, luka-luka, atau lumpuh yang tidak memiliki harapan sembuh, dan didefinsikan pula sebagai pencabutan nyawa dengan sebisa mungkin tidak menimbulkan rasa sakit seorang pasien yang menderita penyakit parah dan mengalami kesakitan yang sangat menyiksa (hal. 148).

Sementara itu, menyangkut motivasi melakukan eutanasia, para pendukung eutanasia menjustifikasi pendirian mereka berdasarkan hal-hal berikut: (a) Faktor ekonomi, (b) Pertimbangan ruangan, tempat tidur, petugas, dan peralatan medis di rumah sakit yang justru dapat dimanfaatkan oleh pasien-pasien yang lain, dan (c) Mati dengan layak (hal. 155).

Pertanyaannya, bila fakta bahwa transplantasi organ tidak dapat menanggulangi problem penyakit parah, akankah eutanasia diizinkan sebagai jalan untuk mengakhiri penderitaan pasien? Jawabannya ada dalam buku ini. Walaupun diakui oleh penulisnya, buku ini bukanlah jawaban final untuk problem-problem seputar masalah di atas, tetapi insya Allah, buku ini menjadi titik tolak bagi studi lebih lanjut. Apalagi meski buku ini hasil terjemahan, tapi kita yang membacanya terasa nyaman, mengalir, dan mudah dipahami. Pokoknya, tidak rugi mengoleksi buku ini. Lebih-lebih topik ini masih jarang ada di pasaran. Wallahu a’lam.***

Contoh Resensi Buku Nonfiksi

Judul : Bengkel Kreativitas
Penulis : Jordan E. Ayan
Penerbit : KAIFA
Cetakan : II, November 2002
Tebal : 312 halaman

Sebuah permainan menyenangkan menelusuri ladang kreatifitas yang kaya. Buku Bengkel Kreatifitas Ayan ini ditakdirkan untuk membuat pola pikir penikmatnya menjadi lebih menarik dan orisinal. Bengkel Kreatifitas adalah sebuah survey ide untuk melejitkan kreatifitas yang mengasikkan dan menyenangkan. Antusiasme Jordan Ayan sulit dibantah dan setiap penikmat buku ini akan mendapatkan strategi yang sesuai. Bengkel Kreatifitas adalah buku panduan untuk membebaskan semangat kreatif yang penuh inspirasi sekaligus praktis. Masa depan adalah milik mereka yang mampu membentuknya.

Buku unik Jordan Ayan ini akan menunjukan cara membentuk masa depan, yaitu dengan menyediakan kunci untuk membuka ide-ide cemelang. Di dalam buku ini kita mendapatkan sepuluh cara untuk menemukan ide-ide pamungkas melalui pergaulan, lingkungan, perjalanan, permainan, alam bawah sadar, seni, teknologi, berfikir, bacaan, dan jiwa kreatif.

Setelah membaca buku ini penulis berharap, bila Anda merasa bukan tipe orang yang kreatif, maka Anda pasti akan merubah pikiran setelah membaca buku Bengkel Kreatifitas ini. Jordan Ayan akan mengajak Anda untuk menjadikan seluruh dunia anda menjadi bengkel guna menempa kembali kraetifitas Anda. Perkakas yang akan anda temukan dalam bengkel ini bukanlah palu atau obeng, melainkan sepuluh strategi yang dapat anda gunakan untuk membongkar, memasang, merakit, dan mengembangkan daya kretif Anda. Baik Anda ingin lebih kreatif dalam mengembangkan ide-ide baru ditempat kerja Anda, maupun mencari inspirasi untuk kegiatan pribadi, seperti menulis atau melukis, buku ini akan membantu Anda meluaskan wawasan dan menyulut semangat kreatifitas Anda.

5. Penulisan Daftar Pustaka (lihat buku BSE)

6. Penulisan Catatan kaki (lihat buku BSE)

7. Wawancara

Wawancara adalah suatu cara untuk mengumpulkan informasi dengan menanyakan langsung kepada seorang narasumber. Biasanya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan disiapkan terlebih dahulu dan diarahkan kepada informasi-informasi untuk topik yang akan dibahas.

Berikut ini teks hasil wawancara seorang wartawan terhadap seorang tokoh. Tokoh itu adalah Jennifer Hawkins, Miss Universe 2004. Salah seorang teman Anda akan membacakan teks tersebut dan teman yang lain menyimak dengan saksama!

Ingin Jadi Presenter TV

Jennifer Hawkins telah menggeluti dunia tari sejak umur lima tahun. Tahun 2001, ia menang dalam lomba tari berskala nasional di Australia. Sebelum menjadi Miss Universe, ia pernah bekerja sebagai sekretaris di kantor pengacara dan model. Ia juga penggila olahraga dan menyukai olahraga pria seperti surfing dan wake- boarding.

Berkaitan dengan tugasnya sebagai Miss Universe, Jennifer menjelaskan kepada para wartawan. Demikian petikannya:

Apa saja tugas-tugas yang Anda emban sebagai Miss Universe?

Sejak dinobatkan sebagai Miss Universe, saya bergabung sebagai duta dalam organisasi The Global Healt Council, jadi, untuk

saat ini tugas-tugas saya berkisar tentang bagaimana membantu organisasi tersebut dalam rangka meningkatkan kewaspadaan akan penyakit HIV/AIDS. Saya senang diberi kesempatan berbicara dalam forum-forum internasional tentang masalah ini.

Pengalaman apa yang Anda dapatkan sebagai Miss Universe?

Hal yang paling menyenangkan adalah acara jalan-jalan.

Apakah Anda merasa kehilangan waktu bersama te- man dan keluarga setelah menjabat sebagai Miss Universe?

Menjadi Miss Universe membuka kesempatan bagi saya untuk melakukan kegiatan di bidang modeling dan pertelevisian. Namun, tentu saja saya sangat rindu keluarga dan teman-teman saya di Australia. Setahun ini saya akan fokus pada tugas sebagai Miss Universe. Menjadi Miss Universe itu menyenangkan, lho. Saya dapat bertemu dengan banyak orang.

Bagaimana dengan hobi Anda, surfing?

Hobi saya seperti surfing dan wakeboarding, tentu harus disesuaikan dengan jadwal Miss Universe. Kalau tidak bisa, ya, saya berolahraga di pusat kebugaran. Saya sangat merindukan Australia, karena di New York tempat saya berdomisili sebagai Miss Universe, tidak ada pantai.

Apa ambisi Anda selanjutnya?

Setelah Miss Universe, saya berniat terjun ke dunia perte- levisian sebagai presenter dan meneruskan karier sebagai model. Mumpung masih muda dan modal bagus, mengapa tidak?

Apa pendapat Anda tentang Indonesia?

Ini negeri yang indah. Orang-orangnya sangat ramah. Saya ingin berterima kasih kepada semua orang yang telah menyambut saya. Kalau saya kembali ke Australia sekitar bulan September nanti, saya akan katakan kepada semua orang, betapa indahnya Indonesia. Nanti kalau saya berkunjung ke negara lain, saya akan ceritakan kepada semua orang bahwa Indonesia indah dan aman.

Bagaimana kabar pacar Anda, Jake Wall?

Saya tidak ingin kehidupan pribadi membayang-bayangi kegiatan saya sebagai Miss Universe. Jake Wall masih di Sydney dan hubungan kami baik-baik saja

Ada pesan yang ingin Anda sampaikan kepada wanita Indonesia?

Untuk semua wanita, Anda bisa melakukan apa yang Anda impikan. Contohnya, saya yang dulu punya mimpi ingin jadi model dan presenter TV, kini bisa menjadi Miss Universe. Anda dapat melakukan itu. Tersenyum dan selalu bahagia. Dan yang terpenting, jangan lupakan dukungan dari keluarga Anda.

Wawancara pada dasarnya suatu dialog yang memungkinkan suatu pihak (pewawancara) membimbing arah percakapan melalui serangkaian pertanyaan. Dengan demikian, percakapan itu lebih terstruktur dan mungkin melibatkan lebih dari dua orang.

Wawancara umumnya bertujuan memberi fakta, alasan, opini untuk sebuah topik tertentu dengan menggunakan kata-kata narasumber sehingga pembaca/pendengar dapat membuat ke- simpulan dari apa yang dikatakan narasumber.

Sebelum melakukan wawancara, ada hal yang harus diperha- tikan, antara lain:

1. menetapkan tujuan wawancara,

2. menentukan narasumber yang tepat untuk diwawancarai,

3. merumuskan pertanyaan-pertanyaan sesuai etika wawancara, 
yakni dengan tidak bertanya hal-hal yang bersifat pribadi dan 
jangan menggunakan kalimat introgatif, dan

4. membuat kesepakatan jadwal melakukan wawancara dengan 
narasumber. 
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada narasumber

sebaiknya dimulai dari pertanyaan umum dan terbuka, kemudian masuk ke detail, dan selanjutnya ke fakta khusus. Ragam pertanyaan yang diajukan sangat erat hubungannya dengan tujuan wawancara. Pertanyaan dapat bertujuan untuk mencari dan menemukan pendapat narasumber, meminta informasi, mengklarifikasi, atau bahkan kon- frontasi. Pertanyaan sebaiknya pendek, sederhana, dan mudah dimengerti serta mengundang jawaban.

Selanjutnya, pewawancara membuat laporan hasil wawancara. Dalam hal ini, penulis sebaiknya menuliskan hasil wawancara dalam kalimat yang efektif dan tidak menambahkan opini pribadi.

8. Fungsi Kata Penghubung

Pada saat berbicara kadang kita tidak menyadari bahwa susunan kalimat kita mengalami gejala kontaminasi serta pleonasme.

Perhatikan kalimat berikut!

Pada kalimat pertama mengalami gejala kontaminasi karena adanya penggabungan dua kata penghubung yang tidak tepat. Karena sebagai penanda hubungan sebab, sedangkan sehingga sebagai penanda akibat. Kalimat tersebut tidak dapat diidentifikasikan bagian mana yang menjadi induk kalimat/klausa utamanya.

Bentuk yang benar harusnya:

1. Karena jalan licin, sehingga kami berjalan dengan sangat hati-hati di jalan setapak ini.

2. Ia terjatuh dari sepeda motor sehingga akibatnya kakinya patah.

Jadi kata penghubung berfungsi mengantarkan suatu kalimat atau menghubungkan kata dengan kata, kalimat dengan kalimat. Sebagian kata penghubung posisinya hanya diletakkan di depan kalimat. Jadi, sebenarnya dia bukan menghubungkan kalimat tetapi berfungsi sebagai pengantar kalimat.

9. Hikayat/Cerita Melayu Klasik

Unsur-unsur intrinsik karya sastra Melayu klasik hampir sama dengan karya sastra prosa lainnya, seperti tema alur, latar, penokohan, dan amanat.

1. Tema adalah dasar cerita sebagai titik tolak dalam penyusunan cerita.

2. Alur atau plot adalah struktur penceritaan yang di dalamnya berisi 
rangkaian kejadian atau peristiwa yang disusun berdasarkan hukum sebab akibat serta logis. Alur tersebut ada yang berupa alur maju, alur mundur, atau alur campuran.

3. Penokohan adalah pelukisan atau pendeskripsian atau pewatakan tokoh-tokoh dalam cerita.

4. Latar atau setting merupakan tempat, waktu, dan keadaan terjadinya suatu peristiwa.

5. Amanat adalah pesan-pesan yang ingin disampaikan dalam cerita. Seperti yang telah Anda baca, karya sastra Melayu klasik

menggunakan bahasa Melayu klasik. Anda dapat menuliskan kembali karya sastra Melayu klasik tersebut dengan menggunakan bahasa sendiri. Untuk dapat melakukannnya, Anda harus memahami isinya, baru Anda ceritakan tanpa harus terpaku pada bahasa asli karya sastra tersebut. Oleh karena itulah, Anda perlu membaca karya tersebut dengan saksama. Pemakaian kata awal cerita biasanya: sebermula, syahdan, hatta, maka, dll.

10. Kata Penghubung antarkalimat

11. Surat Perjanjian Jual beli

Surat Perjanjian Jual-Beli
Surat perjanjian jual-beli dibuat oleh pihak penjual dan pihak pembeli. Di dalam surat tersebut dinyatakan secara tertulis kesepakatan antara kedua belah pihak. Surat tersebut berisi pernyataan secara tertulis mengenai kesepakatan yang menyatakan bahwa pihak penjual wajib menyerahkan barang dan berhak atas pembayaran barang itu. Sebaliknya, pihak pembeli berhak atas penerimaan barang dan wajib membayar harga barang itu kepada pihak penjual.

Dalam surat perjanjian jual-beli, barang yang dapat diperjanjikan berupa barang bergerak seperti alat-alat perabotan dan kendaraan; dan barang-barang tidak bergerak atau barang tetap, contohnya adalah rumah, gedung, dan tanah (perhatikan struktur da nisi terutama setiap pasalnya)!

Surat Perjanjian Jual-Beli

Yang bertanda tangan di bawah ini,

1. Nama : Indriani 
Alamat : Jln. Ir. H. Juanda No. 213 Bandung Pekerjaan : Pegawai Pemkot Bandung
, Selaku pihak kesatu, selanjutnya disebut penjual, dan

2. Nama : Alit Nurwulan Indah
Alamat : Jln. Mengger No.127 Bandung
Pekerjaan : Wiraswasta
Selaku pihak kedua, selanjutnya disebut pembeli,

pada hari ini Senin 23 Agustus 2007 telah

bermufakat dan menerangkan hal-hal sebagai berikut.

Pasal 1

Penjual menjual rumah yang terletak di Kelurahan Rajawali No. 12, Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung, Jawa Barat yang diketahui benar oleh pembeli.

Pasal 2

Dalam jual beli ini termasuk pula penyerahan c.q. penerimaan hak milik penjual atas rumah tersebut dalam Pasal 1.

Pasal 3

Perjanjian jual beli ini disepakati dengan harga Rp. 80.000.000,00 (delapan puluh juta rupiah). Jumlah tersebut akan dibayarkan secara tunai oleh pembeli kepada penjual pada waktu penandatanganan surat perjanjian ini, dengan tanda terima/kuitansi tersendiri yang disaksikan oleh beberapa orang saksi, dan selanjutnya penjual menyerahkan semua surat rumah kepada pembeli.

Pasal 4

Segala tunggakan pajak dan lain-lain hingga saat ini adalah tanggung jawab penjual.

Pasal 5

Penjual memberi jaminan kepada pembeli, apabila ternyata pada kemudian hari terjadi hal- hal atau gugatan dari pihak lain atas rumah tersebut dalam Pasal 1.

Pasal 6

Pembaliknamaan (persil) yang dipersoalkan dalam perjanjian ini termasuk segala ongkos- ongkos atau biaya yang diperlukan merupakan beban pembeli.

Pasal 7

Sejauh diperlukan, penjual dengan ini memberi kuasa yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini dan dengan hak subtitusi kepada pembeli untuk mengurus perizinan jika ada, c.q. pembaliknamaan yang bersangkutan atas nama penjual.

Pasal 8

Kedua belah pihak berjanji tidak akan membawa atau memperselisihkan ke muka pengadilan sebelum diusahakan sedapat mungkin untuk menyelesaikan perselisihan secara damai.

Pasal Penutup

Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani dalam rangkap dua yang dua-duanya mempunyai kekuatan yang sama.

Dibuat : di Bandung

Pada tanggal : 23 Agustus 2007

Penjual, Pembeli,

Alit Indriani Nurwulan Indah

Saksi-Saksi:

1. Ana Andriana (29 thn.) …………………………………………………………..

2. Buce Mardiansyah (32 thn.) …………………………………………………………..

3. Surat Kuasa

PT PANJI UTAMA


Gedung Nusantara-Lantai 4,
Jalan Sudiro Husodo 12, Jakarta 10230

SURAT KUASA

No.: 021/KS/Dir/IV/2011

Melalui surat ini, saya:

Suharto, S.E.
Direktur Administrasi PT Panji Utama

Yang bertindak untuk dan atas nama PT Panji Utama, memberi kuasa kepada:

Budi Utomo, S.H.
Kepala Biro Administrasi PT Panji Utama

Untuk dan atas nama Direksi PT Panji Utama

6.menandatangani akta pelepasan hak jual, pengurusan hak guna bangunan atas

7.sebidang tanah beserta bangunan di atasnya di Jalan H. Arifin No. 2, Blora; dan

8.menghadap notaris atau pejabat lainnya untuk pembuatan surat-surat tanah tersebut.

Demikian surat kuasa ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, 21 April 2011 Penerima kuasa, Pemberi kuasa,

Susanto Utomo, S.H. Suharto,S.E.

Perhatikan contoh surat kuasa berikut ini!

Cermatilah surat kuasa di atas!

1.Siapakah pemberi kuasa pada surat tersebut!

2.Siapakah pihak yang ditunjuk untuk mendapat kuasa?

3.Hak-hak apakah yang dikuasa- kan oleh pemberi kuasa kepada pihak yang diberi kuasa?

4.Siapa saja yang menanda- tangani surat kuasa?

Setelah Anda membaca dengan cermat contoh surat kuasa di atas, maka Anda dapat menarik kesim- pulan. Surat kuasa adalah surat yang berisi pelim- pahan wewenang dari perseorangan atau pejabat kepada orang atau pejabat lain sehingga pihak yang diberi wewenang dapat bertindak mewakili pihak yang memberi wewenang/kekuasaan.

Di dalam surat kuasa selalu ada dua pihak yang berkepentingan, yaitu pihak yang memberi kuasa dan yang diberi kuasa. Pihak yang memberi kuasa harus menyebutkan jenis pelimpahan kekuasaan, atas na- ma pribadi atau atas nama organisasi.

Surat kuasa yang dibuat atas nama pribadi ter- golong sebagai surat pribadi dan surat kuasa yang dibuat untuk mewakili seorang pejabat di dalam sua- tu organisasi dengan sendirinya termasuk surat orga- nisasi.

Pemakaian surat kuasa di dalam suatu orga- nisasi dapat dibedakan sebagai berikut.

Surat kuasa untuk keperluan intern organisasi

Surat kuasa yang dipakai di dalam lingkungan suatu organisasi pada dasarnya lebih merupa- kan formalitas saja. Karena itu, dalam surat kua- sa yang bersifat intern, data pribadi kedua belah pihak tidak perlu dicantumkan secara rinci.

Surat kuasa untuk keperluan ekstern organisasi

Di dalam surat kuasa untuk keperluan ekstern organisasi harus dicantumkan secara jelas dan rinci.

a. Data pribadi pihak yang memberi kuasa.

b.Data pribadi pihak yang diberi kuasa.

c. Bentukkekuasaanyangdiberikanlengkap

dengan batas-batasnya.

Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas XI SMA/MA

Bila menyangkut aspek hukum atau uang yang bernilai mulai lima ratus ribu rupiah, surat kuasanya harus dibubuhi meterai. Besar nilai meterai disesuaikan dengan peraturan yang berlaku pada saat pembuatan surat kuasa. Letak meterai adalah pada posisi pemberi kuasa. Surat kuasa tidak perlu diberi meterai jika ditulis di atas kertas segel.

Surat kuasa dikatakan sah jika telah ditandatangani oleh kedua belah pihak. Proses penandatanganan hendaknya sebagai berikut.

a. Yang mula-mula membubuhkan tanda tangan adalah pihak yang diberi kuasa. Pelaksanaannya harus di hadapan pihak yang memberi kuasa.

b.Setelah itu baru pemberi kuasa. 
Sangat salah apabila terjadi proses penandatanganan yang terbalik sebab kemungkinan untuk memanipulasi surat kuasa tersebut peluangnya sangat besar.

4. Berpidato dan Khotbah

1. Mendengarkan Sambutan

Dalam kegiatan keseharian, baik di lingkungan sekolah atau masyarakat, Anda tentunya pernah mengikuti kegiatan yang dilak- sanakan dalam berbagai acara. Saat acara dilaksanakan, biasanya ada kata sambutan dari pihak panitia, pejabat pemerintah, ataupun orang yang dihormati. Misalnya, dalam acara kegiatan di sekolah, kepala sekolah atau ketua panitia berkenan untuk memberikan sambutan.

Dalam acara resmi tingkat nasional atau internasional pun selalu ada sambutan dari orang/pejabat tertentu.

Kegiatan memberikan sambutan disesuaikan dengan situasi saat
acara dilangsungkan. Dalam hal ini, seseorang yang memberikan
sambutan harus memahami hal-hal apa saja yang dia kemukakan
termasuk siapa saja orang yang hadir. Selain itu, perhatikan pula Gambar 3.1 panjang-pendeknya sambutan yang akan kita sampaikan. Jangan
sampai sambutan yang kita berikan mengganggu acara inti.

Begitupun
 bahasa dan gerak tubuh harus menunjang pembicaraan.

2. Mendengarkan Khotbah

Khotbah atau biasa kita sebut ceramah keagamaan termasuk kegiatan berpidato di muka umum. Khotbah biasa dilakukan oleh orang-orang yang ahli dalam bidang agama, seperti ustadz, pendeta, biksu, dan sebagainya. Sama halnya dengan sambutan, khotbah yang disampaikan terdiri atas pikiran-pikiran pokok. Tujuan khotbah bisa berisi ajakan melakukan kebaikan, motivasi hidup ataupun beribadah, bahkan larangan-larangan bagi manusia.

5. Naskah Drama/dialog drama

Naskah drama adalah salah satu genre karya sastra yang sejajar dengan prosa dan puisi. Berbeda dengan prosa maupun puisi, naskah drama memiliki bentuk sendiri yaitu ditulis dalam bentuk dialog yang didasarkan atas konflik batin dan mempunyai kemungkinan dipentaskan (Waluyo, 2003: 2). Menurut Dietrich (1953:4) drama adalah cerita konflik manusia dalam bentuk dialog yang diproyeksikan dengan menggunakan percakapan dan action pada pentas di hadapan penonton (audience).

Dalam sebuah penelitian pada tahun 1979 yang dilakukan di sekolah-sekolah oleh Dr. Yus Rusyana (dalam Waluyo, 2003:1), disimpulkan bahwa minat siswa dalam membaca karya sastra yang terbanyak adalah prosa, kemudian puisi, baru selanjutnya drama. Perbandingannya adalah: (6:3:1), terbukti bahwa naskah drama paling tidak diminati. Hal tersebut dimungkinkan karena menghayati naskah drama yang berupa dialog itu membutuhkan perhatian lebih.

Menurut Tambajong (1981:23) naskah drama segi-segi yang harus diperhatikan banyak sekali, mulai dari menata hubungan yang luas antara pengarang dengan kehidupan, pengarang dengan naskah, naskah dengan aktor, naskah dengan sutradara, pengarang dengan aktor, pengarang dengan sutradara, naskah dengan kemungkinan dipentaskan, aktor dengan aktor, aktor dengan penonton, naskah dengan penonton dan seterusnya.

Naskah drama (lakon) pada umumnya disebut scenario, berupa susunan (komposisi) dari adegan adegan dalam penuangan sebagai karya tulis, biasanya memiliki keterbatasan sesuai dengan fitrahnya.

Seni drama modern di Indonesia menurut Rendra seperti yang telah dikutip Syamsul Edeng Ma’arif tim kehadirannya timbul dari golongan elit yang tidak puas ndengan komposisi drama rakyat dan seni drama trdisional. Naskah sandiwara mulai sangat dibutuhkan, karena dialog yang dalam dan otentik dianggap sebagai mutu yang penting.

Naskah drama adalah suatu cerita drama dalam bentuk dialog atau dalam bentuk Tanya jawab antar pelaku. Sedangkan penyajiannya melalui dialog dan gerak para pelaku dari sebuah panggung kepada penoton.

Dalam persiapan sebuah pertunjukan drama atau pun produksi felm maupun senetron, naskah drama adlah instansi pertama yang berperan sebelum asampai ketangan sutradara dan para actor. Naskah drama (lakon) bisa berdiri sendiri sebagai bacaan berupa buku cerita (klasifikasi sastra lakon).Ketika nashah itu akan dimainkan, biasanya di ketik kembali dalam format yag khusus untuk para pemain dan awak produksi.

Biasanya naskah drama ditulis untuk kepentingan pementasan yang diangkat dari isu-isu yang terjadi dalam masyaraktf. Namun ada juga naskah drama yang berupa adaptasi dari novel, puisi, cerpen dan karya sastra yang dapat diadaptasi yang dari keseluruh cerita itu di tulis ulang menjadi naskah drama.

Naskah drama (lakon) merupakan penuangan dari ide cerita kedalam alur cerita dan susunan lakon. Seorang penulis naskah drama dalam proses berkaryanya bertolak dari tema cerita. Tema itu ia susun jadi sebuah cerita yang terdiri dari peristiwa-peristiwa, yang memiliki alur yang jelas dengan ukuran dan panjang yang perhitungkan menurut kebutuhan sebuah pertunjukan. Bisa untuk satu jam duan jam atau lebih. Karena itu dalam penyusunannya harus berpegang pada azas kesatuan.

a. Pengertian Dialog
Dialog adalah percakapan antar pemain dalam drama.

b. Fungsi Dialog
- Dialog menampakkan karakter dan memerkaya plot.
- Dialog menciptakan konflik.
- Dialog menghubungkan fakta-fakta.
- Dialog menyamarkan kejadian-kejadian yang akan datang.
- Dialog menghubungkan adegan-adegan dan gambar-gambar sekaligus.
(Suban, 2009: 142)

6. Unsur Intrinsik Cerita

7. Proposal/bagian penutup

Bagian penutup sebuah proposal seharusnya terdiri atas Simpulan dan Saran, tetapi banyak juga yang hanya berisi tentang harapan akan terkabulnya kegiatan tersebut.

8. Penulisan naskah berita berdasarkan 5W+1H

Dalam menulis teks berita selain harus memerhatikan prinsip 5W+1H harus pula memerhatikan:

Konflik
informasi yang menggambarkan pertentangan antar manusia,bangsa dan Negara yang perlu dilaporkan kepada khlayak. Dengan begitu khalayak mudah mengambil sikap.
Kemajuan
informasi tentang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi senantiasa perlu dilaporkan kepada khalayak. Dengan begitu khalayak mudah untuk mengambil sikap.
Penting
informasi yang penting bagi khalayak dalam rangka menjalani kehidupan mereka sehari-hari perlu segera dilaporkan kepada khalayak.

Dekat
informasi yang memiliki kedekatan emosi dan jarak geografis dengan khalayak perlu segera dilaporkan. Makin dekat satu lokasi peristiwa dengan tempat khalayak, informasinya akan disukai khalayak.

Aktual
informasi tentang peristiwa yang unik, yang jarang terjadi perlu segera dilaporkan kepada khalayak. Banyak sekali peristiwa yang unik, misalnya mobil bermain sepakbola, perkawinan manusia dengan gorilla, dan sebgainya.

Manusiawi
Informasi yang bias menyentuh emosi khalayak, seperti yang bisa membuat menangis, terharu, tertawa, dan sebagainya, perlu dilaporkan kepada khlayak. Dengan begitu, khalayak akan bisa meningkatkan taraf kemanusiannya.

Berpengaruh
Informasi mengenai peristiwa yang berpengaruh terhadap kehidupan orang banyak perlu dilaporkan kepada khalayak. Misalnya informasi tentang operasi pasar Bulog, informasi tentang banjir, dan sebagainya.

Dalam kenyataannya jumlah unsur berita berbeda-beda tergantung kebijakan media jurnalistik itu sendiri,ada yang hanya beberapa unsur saja. Yang jelas semakin banyak unsur nilai berita yang terkandung dalam sebuah peristiwa, maka makin besar kemungkinannya peristiwa tersebut akan dihadirkan menjadi sebuah berita,oleh media jurnalistik.
Dan untuk memudahkan para pencari berita untuk mencari berita maka diperlukan klasifikasi berita, berita terdiri dalam kategori yaitu berita berat (hard news) yaitu berita yang dinilai mengguncang dan menarik perhatian massa seperti berita tentang politik, keamanan, bencana alam,atau isu sosial, dsb. Berita ringan (soft news) lebih bertumpu pada ketertarikan manusiawi seperti tentang hobi, info selebritis, atau tentang perilaku sosial dan masyarakat. Dan berdasarkan sifatnya berita, terbagi atas berita diduga dan berita tidak terduga, dan menurut lokasi peristiwanya berita terbagi atas berita yang terjadi di tempat tertutup (indoor news), serta berita yang terjadi di tempat terbuka (outdoor news).
Dan berdasarkan materi isinya,yang di ungkapkan Sumadiria (2005:67). berita dapat dikelompokan ke dalam:
berita pernyataan pendapat, ide atau gagasan (talking news)
berita ekonomi (economic news)
berita keuangan (financial news)
berita politik (political news)
berita sosial masyarakat (social news)
berita pendidikan (education news)
berita hukum dan keadilan (law and justice news)
berita olah raga (sports news)
berita kriminal (crime news)
berita bencana dan tragedi (tragedy and disaster war)
berita perang (war news)
berita ilmiah (scientific news)
berita hiburan (entertainment news)
berita tentang aspek-aspek ketertarikan manusiawi atau minat insani (human interest news)

Pengetahuan dan pemahaman tentang klasifikasi berita sangat penting bagi setiap reporter, editor dan bahkan para perencana dan konsultan media (media planer) karena pemahaman terhadap klasifikasi berita merupakan pijakan dasar dalam proses perencanaan (planning), peliputan (getting), penulisan (writing), dan pelaporan serta pemuatan, penyiaran, atau penayangan berita (reporting and publishing).
Dan pedoman dasar untuk menulis naskah berita adalah kita perlu mengetahui karakteristik berita radio, yang nanti akan mempengaruhi gaya penulisan para penulis naskah berita dalam menyajikan berita, menurut Masduki (2001:12-14) karakteristik berita radio, yaitu


segera dan cepat
laporan peristiwa atau opini di radio harus sesegera mungkin dilakukan untuk mencapai kepuasan pendengar dan mengoptimalkan sifat kesegeraannya sebagai kekuatan radio.

aktual dan faktual
berita radio adalah hasil liputan peristiwa atau opini yang segar dan akurat sesuai fakta, yang sebelumnya tidak diketahui oleh khalayak. Opini terkait dengan upaya pendalaman liputan(investigasi) atas suatu data atau peristiwa.

penting bagi masyarakat luas
harus ada keterkaitan dengan nilai berita (news value) yang berlaku dalam pengertian jurnalistik secara umum, guna memenuhi kepentingan masyarakat.

relevan dan berdampak luas
masyarakat selaku pendengar merasa membutuhkannya dan akan mendapatkan manfaat optimal dari berita radio, yaitu pengetahuan, pengertian dan kemampuan bersikap atau mengambil keputusan tertentu, sebagai respons atas sebuah berita.

selain itu, karena sifat auditifnya, berita radio juga harus memenuhi persyaratan lain, yaitu:

lokal-emosional
berita menjadi alat komunikasi antar-individu pendengar dengan mayarakat sekitarnya. Efektifitas berita tergantung pada aspek kedekatan atau lokalitasnya dengan pendengar secara geografis dan psikologis, serta keterlibatan aktif mereka secara emosional dan interaktif.

personal
komunikasi berita radio berlangsung seperti seseorang yang sedang bercerita atau membicarakan sesuatu dengan temannya. Prosesnya memberikan kesan bahwa penyrar sedang berbicara dengan pendengar sehingga akrab ditelinga, bukan terkesan membacakan sesuatu.

selintas
radio adalah media dengan mobilitas pendengar yang tinggi, ditangkap selintas, dan sekali saja, karena ia disimak bersamaan dengan kegiatan lain. Tidak ada pendengar yang betah terhadap satu stasiun radio dalam waktu yang lama. Oleh karena itu, untuk menarik perhatian pendengar, sejak awal berita perlu menggunakan lead yang menarik, yang disusun dengan kaidah piramida terbalik.

fokus dan antidetail
berita adalah penyiaran suatu ide atau peristiwa. Kemampuan pendengar untuk mengingat suatu rincian laporan sangat terbatas. Oleh krena itu, radio harus meringkas data dan menhindari tuturan kalimat yang bermakna ganda. Karena tidak biosa didokumentasikan, maka didalalam berita radio dikenal istilah pengulangan (Updating), guna mencapai kejelasan, apalagi jika ada perkembangan berita lanjutannya yang harus disampaikan pada rentang waktu tertentu dalam satu hari.
imajinasi
radio dan terutama berita radio adalah theater of mind . berita yang harus disajikan harus dapat mengembangkan imajinasi dramatik pendengar secara tepat atas peristiwa yang terjadi. Pendengar secara tepat atas peristiwa yang terjadi. Pendengar seperti sedang berada di lokasi kejadian atau terlibat dalam persoalan yang diberitakan.

fleksibel
cara penyampaian berita rtadio sangat bergantung pada kreativitas dan gaya penyiar yang membacakannya. Seluruh pengertian dan makna teks yang disampaikan, tercermin dari infleksi (tinggi, rendah, datar) kekuatan suara penyiar sebab announcer is the captain of the station.

Pengertian Dan Peranan Naskah Berita
Secara umum naskah adalah bentuk tertulis dari sebuah aplikasi ide atau gagasan kedalam tulisan yang disusun sedemikian rupa untuk mencapai suatu tujuan tertentu, dan Naskah Program Acara Siaran adalah menurut Darmanto dalam buku Teknik Penulisan Naskah Acara Siaran Radio , adalah;
“Naskah Program Acara Siaran dapat di artikan sebagai bentuk tertulis dari suatu gagasan atau pemikiran orang/ kelompok yang telah disistematisasikan dan dimaksudkan untuk mencapai tujuan penyelenggaraan siaran radio atau pun televisi”.(Darmanto,1998:1).

Dan pengertian berita menurut Sumadiria (2006:65), adalah:

“laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media on-line internet”

Berdasarkan kutipan di atas maka dapat di ambil kesimpulan bahwa Naskah Program Acara Siaran Berita adalah, suatu bentuk tertulis dari suatu gagasan atau pemikiran orang/kelompok yang telah disistematisasikan dan dimaksudkan untuk memberikan informasi aktual fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan atau penting bagi sebagian besar khalayak melalui siaran radio ataupun televisi.
Menurut Darmanto (1998:1-2), Naskah program acara siaran sedikitnya mengandung sedikitnya 3(tiga) unsur pokok, yaitu
Voice adalah suara yang keluar secara teratur, diproduksi dengan penuh penghayatan, memperhatikan segi Intonasi, Diksi, Presering, dan Imphasing. Bukan suara yang keluar secara spontan dan tidak beraturan,
Musik dalam konteks ini tidak terbatas pada jenis musik modern saja, melainkan musik dalam pengertian yang luas, yaitu: semua bentuk perpaduan bunyi yang memiliki arti dan memiliki nilai artistik tinggi,
Sound adalah suara-suara yang munculnya tidak direncanakan, spontan, tidak beraturan namun berfungsi sebagai atmosfir yang menjelaskan seting suasana, seting tempat,seting waktu, dan sebagainya dari suatu peristiwa.


Agar menghasilkan paket yang baik maka semua materi disusun secara berurutan menurut kaidah-kaidah produksi program siaran radio. Proses pengurutan tersebut perlu memperhatikan strukutr dramatik sehingga menghasilkan karya yang menarik dan mempunyai nilai artistik yang tinggi.
Suatu siaran radio dapat dikatakan baik dari segi isi jika penyelenggaraannya mempunyai visi dan misi yang jelas. Kedua segi itu dapat di capai melalui perencanaan yang matang dan pelaksaannya sempurna. Indikasi tingkat kematangan tersebut dapat dilihat dari tersedia tidaknya naskah siaran yang berkualitas. Maka tidak berlebihan apabila naskah mempunyai kedudukan dan peranan yang sangat penting dalam penyelenggaraan suatu program acara siaran radio.
Naskah program acara siaran mempunyai fungsi praktis, yaitu menyatukan pandangan dan kehendak dari semua orang yang terlibat dalam Proses Produksi Program Acara Siaran Radio. Dan peranan dalam proses produksi yaitu sebagai sarana komunikasi antar orang yang terlibat produksi dan sekaligus menjadi pedoman kerja yang utama,(pedoman kerja yang lainnya adalah intruksi produser atau pengarah acara
Menurut teori jurnalistik, judul harus mencerminkan pokok berita sebagaimana tertuang dalam teras berita, dan tidak boleh dari tubuh apalagi sampai teras berita. Secara sederhana teras berita adalah paragraf pertama yang memuat fakta atau informasi terpenting dari seluruh keseluruhan uraian berita. menurut Persatuan Wartawan Indonesia (Sumadiria,2006,120-121) .menjelaskan secara rinci dalam sepuluh pedoman penulisan berita:
a. Teras berita yang menempati alinea atau paragraf pertama harus mencerminkan pokok terpenting berita. alinea atau paragraf pertama itu terdiri atas lebih satu kalimat, akan tetapi sebaiknya jangan melebihi tiga kalimat.
b. Teras berita, dengan mengingat sifat bahasa indonesia, jangan mengandung blebih dari 30 dan 45 perkataan. Apabila teras berita singkat, misalnya terdiri atas 45 perkataan atau kurang dari itu, maka hal itu lebih baik.
c. Teras berita harus ditulis dengan baik sehingga: (1) mudah ditangkap dan cepat dimengerti, mudah diucapkan di depan radio dan televisi dan mudah diingat, (2) kalimat-kalimatnya singkat, sederhana susunannya, dengan mengindahkan bahasa baku serta ekonomi bahasa, jadi menjauhkan kata-kata mubazir, (3) jelas melaksanakan ketentuan satu gagasan dalam satu kalimat. (4) tidak mendompleng atau memuatkan sekaligus unsur 3A dan 3M (Apa, Siapa, Mengapa, Bilamana, Dimana, Bagaimana), (5) dibolehkan memuat lebih dari satu unsur 3A-3M.
d. Hal-hal yang tidak begitu mendesak, naumn berfungsi sebagai penambah atau pelengkap keterangan hendaknya dimuat dalam badan berita.
e. Teras berita, sesuai dengan naluri manusia yang ingin segera tahu apa yang telah terjadi, sebaiknya mengutamakan unsur Apa, jadi disukai teras berita yang memulai unsur Apa. Unsur Apa itu diberikan dalam ungkapan kalimat yang sesingkat mungkin yang menyimpulkan atau mengintisarikan kejadian yang diberitakan.
f. Teras berita juga dapat dimulai dengan unsur Siapa, karena ini selalu menarik perhatian manusia. Apalagi kalau Siapa itu ialah seseorang yang jadi tokoh di bidang kegiatan atau lapangannya. Akan tetapi kalau unsur Siapa itu tidak begitu menonjol, maka sebaiknya ia tidak dipakai dalam permulaan berita
g. Teras berita jarang menggunakan unsur Bilamana pada permulaannya. Sebab unsur waktu jarang merupakan bagian yang menonjol dalam suatu kejadian. Unsur waktu hanya dipakai sebagai permulaan teras berita jika memang unsur itu bermakna khusus dalam berita.
h. Unsur Bagaimana dan unsur Mengapa di uraikan dalam badan berita, jadi tidak dalam teras berita.
i. Teras berita dapat dimulai dengan kutipan pernyataan seseorang (Quotation Lead) asalkan kutipan itu tidak suatu kalimat yang panjang. Dalam alinea berikut hendaknya segera ditulis nama orang itu dan tempat seta kesempatan dia membuat pernyataan.

2.6.2 Format Penulisan Naskah Berita
Penulisan naskah berita, diketik pada kertas HVS berukuran, setengah halaman folio, dgn ketentuan sebagai berikut:
jumlah baris dan kata
setiap naskah berita maksimal terdiri dari 15 baris kalimat dan terdiri maksimal 120 kalimat dengan jarak 2 spasi,
format pengetikan
batasan dimulai pada jarak 2,5 cm dari pinggir atas dan kiri kertas dan 1,5 cm dari kanan serta maksimal 1 cm dr bawah
tanda baca
penggunaan tanda baca mengikuti ketentuan yang berlaku untuk siaran radio, yaitu tanda koma ( , ) diganti dengan ( / ). Tanda titik ( . ) untuk berhenti sejenak menggunakan tanda ( // ). Sedangkan berakhirnya naskah berita menggunakan tanda ( /// )
angka dan singkatan
angka dalam naskah radio ditulis memakai huruf apabila satuan, belasan, ratusan, dan ribuan, dan detail dari jumlah sebenarnya bisa di ganti dengan kata lebih atau kurang. Singkatan yang umum dapat langsung disebutkan apabila singkatan yang belum di ketahui masyarakat maka disebutkan kepanjangannya lalu kemudian di ikuti oleh singkatannnya.

2.6.3 Proses Penulisan Naskah
Proses penulisan naskah adalah proses dimana sebuah naskah dibuat adapun tahapannya terdiri dari Tahap Perencanaan, Tahap Prapenulisan, Pelaksanaan Penulisan, Evaluasi dan Penulisan Kembali,yaitu:
Tahap Perencanaan
A. Menentukan Tema/ Topik
Tema atau Topik merupakan hal yang sangat pokok dalam proses penulisan naskah. Tema/Topik mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai bingkai atau pengikat dan sekaligus sebagai sumber permasalahan yang akan dibahas dalam siaran. Dengan adanya Tema/Topik maka masalahnya dapat dirumuskan dengan jelas dan tujuan program bisa ditentukan.
Biasanya topik ditentukan oleh produser, akan tetapi apabila produser belum menentukan tema pihak penulis dapat menentukan sendiri, dengan mengacu pada deskripsi acara yang bersangkutan.
Ada spesifikasi tersendiri dalam menentukan tema untuk siaran radio atau televisi,dan itu tergantung dari format acaranya,format tersebut adalah Feature dan Majalah Udara. Jenis format feature mensyaratkan Tema/Topik tunggal, sedangkan format Majalah Udara harus menggunakan lebih dari satu topik.

B. Melakukan Riset Pendahuluan
Pada Riset Pendahuluan kegiatan yang dilakukan adalah mencari latar belakang informasi mengenai permasalahan yang akan ditulis.Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:
Apakah tema/ topik yang akan ditulis memenuhi kelayakan untuk dipublikasikan, yaitu menarik, aktual, dan bermanfaat bagi publik.
Apakah tema/ topik yang akan ditulis belum pernah dipublikasikan oleh orang lain? Kalau sudah pernah, angle bagaimana yang hendak dipakai sekarang ?
Apakah materi yang akan ditulis bisa di dapat dengan fasilitas yang tersedia?
Apakah kelak tidak mengalami kesulitan teknik produksi bila tema/ topik tersebut ditulis?

Riset pendahuluan bisa dilakukan dengan membaca-baca kepustakaan yang tersedia (surat kabar, majalah, brosur-brosur, buku-buku), melihat-lihat pameran, mengunjungi museum, mendengarkan rekaman-rekaman peristiwa, melihat televisi/ video rekaman peristiwa tertentu.Bisa juga di tempuh melalui wawancara dengan orang-orang yang di anggap mengetahui masalah yang akan ditulis.

Merumuskan Masalah
Banyak sedikitnya hal-hal yang ditanyakan disesuaikan dengan durasi acara yang bersangkutan.Agar penulisan lebih terarah maka terlebih dahulu harus dirumuskan permasalahannya.
Menurut Masduki (2001,25) dalam mengangkat suatu peristiwa menjadi berita, ada empat masalah pokok atau bidang utama, yaitu:
1. ekonomi, meliputi masalah perdagangan, perbankan, industri, pasar;
2. politik, meliputi birokrasi, parlemen, eksekutif, partai, demonstrasi;
3. hukum, meliputi pengadilan, perceraian, HAM; dan
4. sosial budaya, meliputi peristiwa alam, kesenian, olah raga, prestasi dan segala hal yang berdimensi human interest.
Dengan mengacu pada pendapat diatas maka kita dapat merumuskan masalah, tanpa keluar dari koridor yang akan ditulis dalam naskah nanti.
Menentukan Tujuan Program
Meskipun setiap jenis acara sudah dengan sendirinya memuat segi tujuan yang harus tercapai, namun setiap program acara yang dibuat harus jelas goal yang hendak dicapai. Rumusan tujuan berupa kalimat pernyataan dan merupakan jawaban atas problematik yang di ajukan, contoh, siaran pendidikan dan kebudayaan mengajarkan sesuatu yang ideal, sedangkan acara hiburan dimaksudkan untuk memberikan kepuasan batin audience.



a. Teks berita.
Berita adalah cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat ; kabar; laporan; pemberitahuan; pengumuman. Ada yang mengartikan bahwa berita adalah kabar, warta yang dikirimkan dari suatu tempat ke tempat lain atau laporan peristiwa yang dituliskan di surat-surat kabar. Sedangkan teks berita adalah teks atau naskah atau tulisan yang berisi berita.

b. Unsur-unsur berita
Unsur-unsur berita meliputi 5W+1H yaitu
1. What : peristiwa apa yang terjadi,
2. Who : siapa yang terlibat dalam peristiwa itu,
3. Where : di mana peristiwa itu terjadi,
4. When : kapan peristiwa itu terjadi,
5. Why : mengapa peristiwa itu terjadi, dan
6. How : bagaimana peristiwa itu terjadi

c. Cara penulisan teks berita
Penulisan berita harus memenuhi syarat yaitu :
(1) berita yang ditulis harus berisi fakta nyata,
(2) obyektif, berita yang ditulis harus sesuai dengan keadaan sebenarnya,
(3) berimbang, yakni berlandaskan pada kebenaran ilmu atau kebenaran
berita itu sendiri tanpa mengabdi pada sumber berita,
(4) akurat, tepat dan jelas sasarannya,
(5) berita yang ditulis hendaknya lengkap/komplit.

Komposisi/sistematika sebuah berita terdiri atas
(1) judul berita/headline news,
(2) baris tanggal/dateline,
(3) teras berita/lead news.

Sedangkan bentuk susunan berita tergantung dari masalah atau permasalahan yang ditulis. Apakah itu penulisan berita langsung, penulisan berita yang menonjolkan nilai waktu, berita perjalanan, berita sejarah, biografi, dan sebagainya.
Ada tiga bentuk susunan berita yaitu:

(1) bentuk piramid terbalik yakni bentuk penulisan yang memprioritaskan informasi yang paling penting di bagian depan/awal dan seterusnya ke hal yang kurang penting, dan ini adalah bentuk yang paling banyak digunakan;

(2) bentuk paralel yakni bentuk penulisan berita di mana bagian awal, tengah, dan akhir memiliki bobot yang sama;

(3) bentuk kronologis yakni bentuk penulisan berita yang memaparkan informasi secara berurutan menurut proses waktu atau proses peristiwanya .

Sumber:http://pojokhermanto.blogspot.com/2009/10/rpp-berbasis-quantum-teaching-html

terdapat 17 ciri utama bahasa berita yang berlaku untuk semua bentuk media berkala tersebut. yakni :

sederhana, singkat, padat, lugas, jelas, jernih, menarik, demokratis, populis, logis, gramatikal, menghindari kata tutur, menghindari kata dan istilah asing, pilihan kata. (diksi) yang tepat, mengutamakan kalimat aktif, sejauh mungkin menghindari pengunaan kata atau istilah-istilah teknis, dan tunduk kepada kaidah etika.

9. Latar Belakang dan Rumusan Masalah dalam sebuah artikel

Membuat latar belakang makalah sebaiknya dibuat dengan bahasa yang lugas dan dapat dipahami, karena membuat latar belakang makalah adalah bagian penting dari sebuah makalah itu sendiri. Di sini akan terlihat sejauh mana tujuan makalah tersebut.

Berikut ini adalah langkah-langkah membuat latar belakang makalah:

  1. Tetapkan tujuan. Untuk memberi gambaran tujuan yang akan dibahas sebaiknya membuat gambaran yang mudah dicerna. Mengemukakan visi dan misi yang tidak muluk-muluk dan tepat sasaran.
  1. Membuat gambaran cara pencapaian tujuan tersebut. Jangan lupa memberikan contoh-contoh yang riil dan fleksibel, yaitu dengan melihat kondisi yang terjadi dan membuat gambaran-gambaran sebenarnya.
  1. Memberikan solusi. Penting sekali untuk memberikan jalan keluar dari tema makalah yang sedang dibuat. Jangan lupa untuk memberikan langkah-langkah atau tips praktis yang telah pernah dicoba terlebih dahulu.
  1. Memberi harapan. Jangan lupa untuk memberi kepastian bahwa selalu ada hasil yang terbaik ketika sesuatu telah dicoba. Ada baiknya untuk memberi semangat dan kepedulian agar makalah ini bisa maksimal.

Berikut ini adalah contoh gambar latar belakang makalah.

Description: http://carapedia.com/images/article/latar-belakang-ok.png

Latar Belakang adalah poin terpenting dalam penulisan laporan karya tulis ilmiah; skripsi atau Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena Latar Belakang merupakan gambaran dari seluruh isi laporan. Pembaca akan membaca seluruh laporan jika penyajian Latar Belakang menarik pembaca atau bahkan langsung menilai kualitas laporan hanya berdasarkan pennyajian Latar Belakang.

Pengaruh Latar Belakang terhadap kualitas laporan yang sangat besar memberikan rambu-rambu untuk tidak sembarangan dan tidak asal panjang dan lebar. Penulisan Latar Belakang harus memuat beberapa poin penting dengan alur sebagai berikut :


1. Fenomena / Issue terbaru
Mengemukakan berbagai keadaan di masyarakat atau di kalangan tertentu yang berhubungan dengan masalah yang akan di teliti. misalnya berbagai kebijakan pemerintah, issue pendidikan, kenakalan remaja, prestasi siswa dll

2. Kondisi Ideal didukung Teori-teori terbaru

Mengemukakan kondisi yang diharapkan oleh siswa, masyarakat atau pemerintah didukung oleh pemaparan berbagai kajian teori yang merujuk kondisi yang diinginkan atau kondisi yang seharusnya.

3. Kondisi Empiris

Mengemukakan kondisi yang terjadi terhadap obyek yang akan di teliti disertai berbagai bukti yang mendukung terhadap pengungkapan kondisi tersebut.

4.Penemuan Masalah

Berdasarkan pengungkapan kondisi ideal dan kondisi empiris (No. 2 dan No. 3) di atas maka akan muncul ketimpangan antara keduanya yang kemudian akan di analisis dan di teliti.

5. Alasan Penelitian

Pada bagian akhir penulisan Latar Belakang kemukakan pentingnya penulisan dan pentingnya pemilihan permasalahan yang di teliti serta